Pemerintah Butuh Rp 8,6 Triliun untuk Penanganan Dampak Gempa Lombok

Ameidyo Daud Nasution
10 September 2018, 15:38
Gempa Lombok
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Seorang perempuan melintas dekat kios yang temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8/2018).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat penanganan gempa Lombok membutuhkan dana sekurangnya Rp 8,6 triliun. Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan kebutuhan tersebut untuk menangani kerusakan yang terjadi akibat gempa yang berada di Lombok dan Pulau Sumbawa di Nusa Tenggara Barat.

Total kebutuhan dana untuk perbaikan fasilitas yang terdampak gempa ini lebih rendah dari nilai kerusakan yang ditimbulkan. Berdasarkan data sementara BNPB per 8 September 2018, total kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa ini mencapai Rp 10,1 triliun. 

Advertisement

Willem menjelaskan kebutuhan terbesar berada di Kabupaten Lombok Utara yang paling dekat dengan titik gempa senilai Rp 3 triliun. Sedangkan wilayah dengan kebutuhan penanganan terbesar kedua berada di Kabupaten Lombok Barat senilai Rp 2 triliun. 

(Baca: Permintaan Mendagri Agar Daerah Lain Sumbang NTB Cermin Toleransi)

Kebutuhan paling besar digunakan untuk mengerjakan rumah dan tempat tinggal masyarakat terdampak. Dari data BNPB total ada 167.961 rumah dengan rincian terbesar berada di Lombok Barat yakni 55.924 rumah dan Lombok Utara sebanyak 38.497 unit. "Yang sudah verifikasi sebanyak 32 ribu unit rumah," kata Willem saat rapat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta, Senin (10/9).

Untuk mempercepat pemulihan, BNPB telah menyalurkan bantuan sebesar Rp 377,1 miliar. Hingga hari ini telah ada 20.284 pemilik rumah terdampak gempa yang memiliki buku tabungan dan saldo bantuan melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI). Nilai penggantiannya sebesar Rp 50 juta untuk kerusakan berat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement