Pasokan Terhambat, Produsen Gula Rafinasi Gunakan Cadangan Bahan Baku
Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) menyatakan sebanyak 11 perusahaan gula rafinasi masih memiliki cadangan bahan baku gula mentah untuk memproduksi gula rafinasi. Meski begitu, asosiasi menyebut tetap membutuhkan sisa pasokan impor bahan baku pada semester kedua yang belum keluar, karena jatah impor 1,8 juta ton semester pertama sudah hampir habis terealisasi.
“Pabrik kami masih jalan, pakai cadangan,” kata Ketua Umum AGRI Rachmat Hariotomo di Jakarta, Rabu (12/9) malam.
Namun, Rachmat tidak menyebutkan secara detail berapa banyak volume cadangan gula mentah yang dimiliki oleh anggota asosiasi pada hampir separuh semester kedua ini berjalan. “Kami sedang hitung ulang dulu,” ujarnya.
(Baca juga : Izin Impor Gula Rafinasi Terkendala Perbedaan Data Petani dan Industri)
Adapun pada semester II 2018, produsen gula seharusnya memperoleh pasokan impor gula mentah sebanyak 1,8 juta ton untuk kemudian diolah sebagai bahan baku produksi gula kristal rafinasi. Namun hingga saat ini, alokasi izin gula impor belum juga diterima.
Kementerian Perdagangan sebelumnya mengatakan keterlambatan penerbitan izin impor gula mentah untuk gula kristal rafinasi itu terjadi akibat adanya kendala perbedaan data petani dan industri.