Susi Minta Eksportir Ikan Bisa Curi Kesempatan dari Perang Dagang
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta para pelaku usaha di sektor perikanan bisa memanfaatkan momentum dan mengambil kesempatan dalam perang dagang yang tengah memanas antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Sebab, produk produk perikanan Indonesia bisa dikenakan tarif yang lebih rendah, dibanding produk Tiongkok yang akan dikenai tarif lebih tinggi untuk masuk ke pasar AS.
Susi berharap pengusaha harus bisa mendorong produksi dalam negeri dan menggenjot ekspor. "Mari kita pakai kesempatan ini untuk meningkatkan kinerja kita," kata dia di Jakarta, Jumat (21/9).
Berdasarkan data United Nations Comtrade, ikan dan udang merupakan salah satu produk perikanan yang diimpor AS dari Indonesia dengan nilai US 1,27 juta. Porsinya masih sebesar 7,1% dari impor AS dari dunia yang nilainya bisa mencapai US$ 17,90 juta.
(Baca : Ekspor Perikanan Meningkat, Menteri Susi Sebut Karena Kebijakan KKP)
Salah satu komoditas Indonesia yang bisa merebut pasar AS adalah kepiting. Meski saat ini ekspor kepiting dari Indonesia telah menguasai 42,4% pangsa pasar AS, namun eksportir kepiting juga berpeluang merebut pasar Tiongkok yang sebelumnya menguasai 12,3% pangsa pasar di AS.
Susi meceritakan, pada awal tahun 2000-an, ketika itu AS meningkatkan tarif produk perikanan Tiongkok dalam kisaran 60% sampai 100%. Sementara, produk Indonesia kala itu hanya dikenakan tarif 12% hingga 20%.