ConocoPhilips dan Repsol Ajukan Proposal Blok Corridor Akhir Bulan Ini
Perusahaan minyak dan Gas Bumi (Migas) asal Amerika Serikat, ConocoPhilips akan mengajukan proposal perpanjangan kontrak Blok Corridor dalam waktu dekat. Targetnya proposal tersebut akan disampaikan kepada pemerintah sebelum akhir bulan ini. Artinya tinggal ada waktu tiga hari lagi sebelum September berakhir.
Senior Vice President Commercial, Business Development & Relations ConocoPhillips Indonesia Taufik Ahmad mengatakan tim masih menyusun proposal tersebut. ConocoPhilips berkerja sama dengan Repsol untuk menyusun proposal pengelolaan Blok Corridor.
Alasan pihaknya menyusun proposal bersama-sama Repsol karena kecocokan dalam bermitra."Sebelum akhir bulan diajukan. Kami lagi berusaha," ujar Taufik kepada Katadata.co.id, Kamis (27/9).
ConocoPhilips akan mengajukan proposal itu dengan skema kontrak gross split. Ini karena sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan pemerintah, yakni Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 tahun 2017 yang direvisi menjadi Peraturan Menteri 52 tahun 2017.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto juga mengatakan proposal yang diajukan harus memakai skema kontrak gross split. Kalau tidak maka tidak diterima. "Kalau enggak mau ya sudah," ujar dia beberapa waktu lalu.
Djoko pun memberi tenggat kepada ConocoPhilips hingga akhir September 2018 untuk mengajukan proposal tersebut. “Bulan ini kalau tidak menyelesaikan akan ditinggal. Blok itu diberikan ke Pertamina,” kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (3/8).
(Baca: ConocoPhillips Terancam Kehilangan Blok Corridor)
Selain ConocoPhillips, Pertamina telah resmi mengajukan proposal mengelola blok Corridor ke Kementerian ESDM. Pertamina sebelumnya sudah mengantongi izin dari Kementerian ESDM untuk mengakses ruang data Blok Corridor. Akses ruang data ini tujuannya untuk mengetahui kondisi blok tersebut sebelum mengajukan penawaran mengelolanya.
Kontrak Blok Corridor berakhir 19 Desember 2023.Di blok tersebut, ConocoPhilips memiliki hak kelola 54 % dan menjadi operator. Selain itu, ada hak kelola PT Pertamina sebesar 10 % dan Repsol Energy 36 %.
Berdasarkan data SKK Migas, selama semester I-2018 produksi siap jual (lifting) gas bumi ConocoPhilips di Blok Corridor mencapai 841 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari target 810 mmscfd. Hingga akhir tahun diprediksi hanya 798 mmscfd.