"Keganjilan Teknologi" Diproyeksi Jadi Tren Ekonomi Kreatif 2019-2020

Dini Hariyanti
27 September 2018, 17:38
Jakarta Fashion Week
Jakarta Fashion Week
Pagelaran busana yang digelar pada Jakarta Fashion Week (JFW) 2018 di Senayan City, Oktober 2017 lalu.

Pelaku ekonomi kreatif segmen usaha kecil dan menengah (UKM) diharapkan bisa memetakan prospek pasar secara lebih akurat. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memfasilitasi kebutuhan mereka dengan mempublikasikan proyeksi tren bisnis ekonomi kreatif hingga 2020.

Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik mengutarakan, Indonesia Trend Forecasting (ITF) merupakan kegiatan tahunan sejak 2017. ITF kali ini diharapkan dapat menjadi acuan yang lebih kredibel guna mempermudah pelaku ekonomi kreatif (ekraf) memetakan prospek pasar.

"Gagasan dari trend forecast ini adalah membantu pelaku ekraf yang notabene UKM karena sulit bagi mereka untuk melakukan riset dan pengembangan bisnis sendiri. Jadi, sekarang mereka memiliki acuan yang lebih jelas dan mudah diakses," kata dia, di Jakarta, Kamis (27/9).

(Baca juga: Bekraf Bawa Lima Tantangan Ekonomi Kreatif Indonesia ke Forum Dunia)

Trend forecast 2019/2020 bertema Singularity. Ini merupakan hasil riset kedua seputar perkembangan tren bisnis kreatif yang dirilis Bekraf. Hasil kajian pertama dipublikasikan pada 2017 bertema Greyzone.

Proyeksi tren bisnis ekraf periode 2019 - 2020 tersebut dapat diakses melalui portal daring trenforecasting.id. Laman ini didesain sebagai wadah bagi desainer, baik fesyen maupun produk, untuk berinteraksi satu sama lain.

Riset mengenai tren ekraf 2019 - 2020 dilakukan dengan mengamati pola konsumsi maupun pemikiran masyarakat global pada era teknologi digital seperti sekarang. Trend forecast ini diharap bisa meningkatkan praktik bisnis ekraf mulai dari proses kreasi, produksi, distribusi, hingga konsumsi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...