Pertamina Tambah 4.000 Liter Solar ke Palu Pakai Pesawat Air Tractor
PT Pertamina (Persero) menambah pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar ke Palu, Sulawesi Tengah. Tambahan Solar ini dipasok menggunakan Pesawat Air Tractor dari Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara.
Pesawat itu membawa 4.000 liter Solar. Tujuannya untuk menyokong bantuan operasional pemulihan setelah gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Pesawat yang dioperasikan oleh PT Pelita Air Service, berangkat pagi tadi pukul 06.45 Waktu Indonesia Tengah (WITA) dari Tarakan. Kemudian, mendarat di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu pukul 09.05 WITA.
Unit Manager Communication and CSR Marketing Operation Region VII, Roby Hervindo menyatakan pasokan Solar tersebut dikirim dari Terminal BBM Tarakan, Kalimantan Utara. “Ini sebagai bentuk aksi tanggap darurat Pertamina dalam upaya memaksimalkan pendistribusian BBM di Palu dan Donggala pascagempa dan tsunami,” kata dia berdasarkan keterangan resminya, Senin (1/10).
Pesawat khusus ini memang digunakan untuk mendistribusikan BBM ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) khususnya Krayan, Nunukan Kaltara dan Puncak Jaya, Papua. Pesawat ini mendistribusikan bahan bakar dalam rangka program BBM Satu Harga.
Sebelumnya, Pertamina mengirimkan pasokan Solar sebanyak 1.500 liter ke Rumah Sakit Undata. Pasokan Solar ini nantinya digunakan untuk bahan bakar genset di rumah sakit. Rumah sakit ini menampung lebih dari 200 korban gempa dan tsunami.
(Baca: Gempa Palu, Pertamina Prioritaskan Solar ke Genset PLN dan Rumah Sakit)
Pertamina juga menyalurkan 2.00 liter Premium untuk kebutuhan RS Parigi, melalui depot Poso. Kemudian, 2000 liter Solar untuk Kantor PLN Area Palu dan 5000 liter disalurkan ke Posko Basarnas Palu.
Roby Hervindo mengatakan Pertamina juga sedang melakukan pengisian ke Kapal SAR kendari sebangak 20 ribu liter via Terminal BBM Poso untuk kebutuhan penanganan bencana. Saat ini sedang dalam perjalanan AMT agen PT Meta Indah sebanyak lima ribu liter untuk kebutuhan darurat genset-genset di Palu.