Pelemahan Rupiah dan Harga Minyak Merontokkan Harga Saham
Sentimen negatif dari pasar global kembali menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan, Selasa (2/10). Kekhawatiran investor terhadap membengkaknya defisit anggaran Italia membuat otot dolar Amerika Serikat (AS) semakin kuat. Harga minyak mentah Brent yang menembus US$ 84,97 per barel turut menekan indeks.
Sentimen negatif yang pertama datang dari kabar defisit anggaran pemerintah Italia yang diusulkan mencapai 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun berada dalam batasan yang ditetapkan Uni Eropa sebesar maksimal 3% PDB, pelaku pasar khawatir beban utang Italia semakin berat. Saat ini rasio utang Italia mencapai 130% dari PDB.
Harga minyak dunia mendekati level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Pelaku pasar mengantisipasi pelaksanaan sanksi AS terhadap Iran yang bakal berlaku efektif November mendatang. Jika harga minyak dunia menembus US$ 100 per barel, negara-negara pengimpor minyak termasuk Indonesia akan merasakan dampaknya. Hal ini menjadi sentimen negatif terhadap rupiah, menembus Rp 15.025 per dolar AS. Ini merupakan level terendah dalam 20 tahun terakhir.
IHSG turun 23,7 poin atau 0,4% ke level 5.920,88 poin pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini. Indeks saham-saham sektor industri dasar turun paling dalam 1,24% ke level 790,14 poin. Indeks saham sektor keuangan juga terkoreksi 0,54% ke level 1.068,08 poin.
(Baca: Harga Minyak Naik, Pemerintah Akan Tambah Subsidi Energi Rp 69 Triliun)
Pada perdagangan sesi I, sebanyak 144 saham naik, 201 saham turun, dan 138 saham stagnan. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,18 triliun. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 6,99 miliar saham sedangkan frekuensi transaksi mencapai 266.707 kali. Investor asing masih mencatat pembelian bersih sebesar Rp 97,22 miliar.
Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), yang menggunakan minyak sebagai bahan baku produksi polietilen dan polipropilen, turun 1,68% menjadi Rp 4.680 per saham. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merupakan saham bank yang turun paling dalam 1,87% ke level Rp 6.575 per saham. Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga turun 1,14% menjadi Rp 2.600 per saham.
Saham yang menjadi top loser pada perdagangan sesi pertama adalah PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) dengan penurunan 4,94% menjadi Rp 154 per saham. Adapun saham Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) menjadi top gainer dengan kenakan 26,39% menjadi Rp 182 per saham.
(Baca: Rupiah Tembus Rp 15.000 per Dolar AS, Pimpin Pelemahan Mata Uang Asia)