Adaro ‘Selamat’ dari Proteksi Impor Tiongkok karena Diversifikasi
PT Adaro Energy Tbk menyatakan kebijakan proteksi impor batu bara yang dilakukan pemerintah Tiongkok tidak berpengaruh besar terhadap keuangan perusahaan. Ini karena perusahaan besutan Garibaldi Thohir atau biasa disapa Boy Thohir ini sudah melakukan diversifikasi pasar ekspor.
Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengatakan sudah jauh-jauh hari melakukan diversifikasi pasar. Jadi, perusahaannya tidak bergantung pada satu negara.
Saat ini Adaro memiliki 17 negara tujuan ekspor. Di antaranya, Malaysia, Hongkong, Korea, Jepang, India, Filipina, Vietnam, negara-negara di benua Amerika dan Tiongkok. Adapun, porsi ekspor ke negara berjuluk negeri Panda itu tidak lebih dari 10%.
Sedangkan paling banyak, produksi batu bara Adaro digunakan untuk pasokan dalam negeri. Nilainya sekitar 30%. “Untuk Adaro kebijakan proteksi impor dari Tiongkok tidak terlalu berdampak,” kata Boy, di Jakarta, Rabu (3/10).
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara sampai 31 Agustus 2018 mencapai 28 juta ton, dan rencana hingga akhir tahun bisa 50 juta. Sedangkan realisasi ekspornya 25 juta, dan rencananya 37 juta.