Perbedaan Data Ekspor Batu Bara Buka Celah Korupsi

Anggita Rezki Amelia
4 Oktober 2018, 19:39
Tambang Batu Bara
Donang Wahyu|KATADATA

Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan adanya perbedaan data ekspor batu bara antarkementerian dalam beberapa tahun terakhir. Perbedaan data ini membuka celah adanya korupsi di sektor tambang.

Koordinator Divisi Riset ICW Firdaus Ilyas mengatakan selama 2006 hingga 2016, pemerintah tidak memiliki data ekspor batu bara yang sama. Sebagai contoh, dalam periode tersebut, catatan Kementerian Perdagangan menyebutkan ekspor batu bara 3.421,6 juta ton. Namun, menurut Kementerian ESDM volume ekspor batu bara Indonesia periode yang sama sebesar 2.902,1 juta ton.

Tak hanya antarkementerian, data ekspor yang dicatat Kementerian Perdagangan berbeda dengan negara pengimpor batu bara. Negara penerima batu bara Indonesia ini hanya 3.147,5 juta ton.

Secara nilai, ekspor batu bara itu juga berbeda. Selama 2006-2016, nilai ekspor batu bara yang tercatat berdasarkan data dari pelabuhan keberangkatan atau free on board (FOB) di Indonesia, mencapai US$ 184,853 miliar. Namun, jika mengacu data pelabuhan tujuan negara pembeli (Cost Insurance and Freight/CIF) sebesar US$ 226,525 miliar.

Dari data tersebut, ICW menghitung nilai transaksi yang tidak dilaporkan secara wajar dalam 10 tahun itu mencapai US$ 27,062 miliar atau sekitar Rp 365,3 triliun (memakai kurs Rp 13.500). Negara tujuan ekspor yang terindikasi transaksinya tidak terlapor pada periode itu di antaranya Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Thailand dan Taiwan.

Secara keseluruhan nilai indikasi kerugian negara akibat penyimpangan ekspor batu bara 2006-2016 itu mencapai Rp 133,6 triliun. Ini berasal dari kewajiban pajak sebesar Rp 95,2 triliun dan royalti (DHPB) sebesar Rp 38,5 triliun yang tidak tersetorkan. "Ketidaksinkronan ini membuka celah untuk terjadi penyimpangan," kata Firdaus dalam diskusi Publish What You Pay Indonesia bertajuk Strategi Pengelolaan Batubara Nasional: Tantangan Fiskal dan Transisi Energi di Jakarta, Kamis (4/10).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...