Ketika Tim Kampanye Jokowi dan SBY Bicara Pertemuan IMF-Bank Dunia
Dua hari ini, publik ramai membicarakan sidang tahunan Dana Moneter Internasonal (IMF)-Bank Dunia. Pelaksanaannya dimulai kemarin di Bali. Salah satu yang menjadi kontroversi mengenai biaya penyelenggaraan yang dituding begitu besar. Tim Kampanye Joko Widodo pun angkat bicara. Karena namanya disebut-sebut, Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengeluarkan pernyataan melalui Twitter.
Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Suharso Monoarfa, menilai pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia yang sedang berlangsung di Bali lebih banyak menguntungkan Indonesia. Sebab, acara tersebut didatangi 34 ribu peserta dari 189 negara.
(Baca juga: Bos IMF: Ekonomi Indonesia Dikelola Baik, Tak Perlu Diberi Utang).
Tak hanya itu, terdapat banyak lembaga keuangan di dunia yang turut berpartisipasi dalam pertemuan internasional ini. Mereka dapat melihat bagaimana prospek dan kinerja ekonomi serta bisnis di Indonesia saat ini. “Untuk kehadiran, saya kira akan lebih banyak manfaatnya,” kata Suharso di Posko Cemara, Jakarta, Senin (8/10).
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini juga menilai Indonesia mendapatkan komitmen pinjaman dari Bank Dunia hampir senilai US$ 1 millar atau sekitar Rp 15 triliun. Komitmen tersebut tercipta lantaran Indonesia menjadi tuan rumah acara ini. Karenanya, dia meminta tak perlu lagi perdebatan mengenai untung-ruginya.
Apalagi, pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia merupakan hajatan negara, bukan hanya pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebab, keputusan menjadi tuan rumah ini sudah ada sejak 2014 ketika pemerintahan di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jokowi hanya melanjutkan keputusan tersebut. Karena itu, jika pertemuan IMF tadi dihubungkan dengan sejumlah bencana yang melanda Indonesia, kata Soharso, sesuatu yang tidak tepat.
Hal senada disampaikan Hasto Kristiyanto. Sekretaris Tim Kampanye ini mengatakan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia bakal mengharumkan nama Indonesia, seperti Asian Games 2018 lalu. (Baca pula: Tujuh Fakta Penyelenggaraan Sidang IMF-Bank Dunia Bukan Hura-Hura).
Pertemuan dunia ini juga dapat menjadi ajang penggalangan dukungan internasional atas bencana yang melanda Indonesia. “Mari gunakan momentum tersebut untuk keharuman bangsa. Apapun, kita juga memerlukan kerja sama dengan bangsa-bangsa lain,” kata Hasto.
Kemarin, SBY juga mencuitkan pandangannya mengenai polemik anggaran pertemuan yang mencapai Rp 855 miliar. “Terhadap kritik yang menilai biaya perhelatan ini kelewat besar, pemerintah bisa memberikan penjelasan dan klarifikasi yang gamblang dan transparan,” demikian tanggapan SBY melalui akun Twitter-nya.
Tak hanya itu, agar tidak menjadi fitnah dan hoaks, Dewan Perwakilan Rakyat bisa meminta penjelasan kepada pemerintah. Badan Pemeriksa Keuangan pun dapat diminta untuk mengaudit penyelenggaraannya. “Apakah terjadi pemborosan,” cuit SBY yang sasmpai pagi ini telah di-retweet 381 kali.