Temui 5 Investor, BKPM Tarik Komitmen Investasi Rp 455 Triliun

Hari Widowati
11 Oktober 2018, 10:24
Tom Lembong
Arief Kamaludin|KATADATA
Kepala BKPM, Tom Lembong

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bertemu dengan lima perusahaan dari berbagai negara yang berminat menanamkan modal US$ 31,4 miliar atau sekitar Rp 455 triliun untuk berbagai proyek infrastruktur. Sektor yang dibidik antara lain pembangkit listrik, pelabuhan, konstruksi, dan logistik.

BKPM dan HSBC Indonesia mengadakan Infrastructure Forum yang diikuti oleh sekitar 500 investor dari seluruh dunia. Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, forum tersebut menjadi sarana untuk menggeser pembiayaan infrastruktur dari pemerintah ke sektor swasta dan pasar modal. Apalagi, dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), kebutuhan terhadap masuknya modal asing ini semakin mendesak.

Dalam forum tersebut ada Hi Tea Event di mana Tom Lembong bertemu dengan lima investor dari beberapa negara, antara lain Tiongkok, Hong Kong, Belanda, dan Malaysia. Menurut keterangan resmi yang dirilis BKPM dan HSBC, nilai komitmen investasi dari kelima investor tersebut mencapai US$ 31,4 miliar.

"Kami cukup banyak bertemu dengan para investor. Dari Eropa ada perusahaan asuransi dan reksadana yang tertarik mempelajari instrumen sekuritisasi. Ada juga investor yang berminat berinvestasi di sektor riil, antara lain dari Jepang, Singapura, dan Tiongkok," kata Tom Lembong, di Bali, Kamis (11/10).

(Baca: Indonesia-Finlandia Jajaki Kerja Sama Investasi Industri dan Teknologi)

Ia belum bisa menjelaskan detail komitmen investasi dari para investor tersebut. "Saya belum dapat izin untuk ngomong," ujar Lembong.  Yang jelas, investasi yang masuk melalui BKPM akan disinkronkan dengan upaya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menawarkan proyek infrastruktur senilai Rp 600 triliun di Forum Rapat Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia, di Bali, pekan ini.

Menurut Lembong, investor dunia saat ini tengah khawatir dengan fluktuasi nilai tukar mata uang global, termasuk rupiah. Oleh karena itu, pemerintah akan menawarkan investasi yang fleksibel dan dinamis, yang membuat investor merasa nyaman menempatkan dananya di Indonesia. "Banyak proyek infrastruktur kita menghasilkan devisa, misalnya bandara. Pesawat mendarat itu landing fee menggunakan dolar AS, kapal angkut dari luar negeri juga membayar port fee dalam dolar di pelabuhan," ujarnya.

(Baca: BKPM Sebut Rupiah dan Politik Penyebab Rendahnya Investasi Kuartal II)

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...