Aturan Harga Gabah Berpotensi Hambat Kemitraan Petani dan Perusahaan

Michael Reily
12 Oktober 2018, 19:58
Petani desa Banyu Urip
Katadata

Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27 Tahun 2017 tentang harga acuan pembelian gabah dan beras dinilai telah membuat takut petani menjual berasnya kepada pihak-pihak yang ingin membeli beras petani di atas harga acuan. Hal  tersebut juga berpotensi menghambat proses kemitraan petani dengan perusahaan swasta.

"Hal itu malah menghilangkan kemitraan perusahaan dengan petani," kata Project Officer Komisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Hariadi Propantoko di Jakarta, Jumat (12/10).

Pernyataan itu diungkapkan Hariadi mengacu pada riset KRKP di daerah penghasil beras seperti Subang dan Karawang, Jawa Barat, serta Sragen, Jawa Tengah. Padahal, petani bisa mendapat untung lebih besar dengan sistem kemitraan dengan perusahaan.

(Baca: Tekan Inflasi, Pemerintah Enggan Tingkatkan HPP Beras dan Gabah)

Hariadi meminta supaya pemerintah dan swasta bisa mengonsolidasikan kepentingan petani dengan baik. "Aktor-aktor yang terlibat dalam sistem produksi belum terkoordinasikan dengan baik," ujarnya.

Nilai harga acuan dalam Permendag Nomor 27 Tahun 2017 sama dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015. Dalam Inpres itu disebutkan,  harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani  ditetapkan sebesar Rp 3.700 per kg, harga GKP di penggilingan Rp 3.750 per kg, dan harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp 4.600 per kg, GKG di gudang Bulog Rp 4.650 per kg, dan HPP beras di Gudang Bulog Rp 7.300 per kg.

Pengamat pangan dan pertanian Husein Sawit justru berpendapat, untuk menghindari lonjakan harga dan menjaidkannya tetap stabil, salah satu faktor yang mesti diperhatikan adalah terkait alur distribusi gabah dan beras .

Menurutnya, perusahaan besar hanya menguasai 1% dibandingkan dengan penggilingan besar yang mencapai 5%. Adapun penggilingan kecil masih menguasai 94% dari total distribusi gabah.

Husein menyebut, perusahaan besar yang masuk langsung ke rantai distribusi hulu dikhawatirkan akan membuat harga gabah melonjak. "Mereka akan saling berebut sehingga harganya menjadi tidak efisien," katanya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...