Hindari Pelecehan, Kemenhub Pantau Proses Seleksi Sopir Taksi Online
Kementerian Perhubungan akan memantau proses seleksi pengemudi yang dijalani para aplikator transportasi online. Tujuannya meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan seperti pelecehan yang diduga dilakukan pengemudi Grab.
Direktur Pembinaan Keselamatan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Mohamad Risal Wasal mengatakan pihaknya meminta aplikator serius dalam proses seleksi. "Jadi preventif dari kami sekarang," kata Risal di Jakarta, Jumat (12/10).
Selain meminta aplikator memperketat proses seleksi, dia mengimbau masyarakat ikut sadar dan waspada saat sedang memesan moda transportasi tersebut."Kalau supirnya berbeda (identitas) dengan yang dipesan lebih baik tidak usah naik," katanya.
Dia juga meminta apabila pelanggaran seperti pelecehan terjadi maka konsumen dapat mengadu pihak berwenang. (Baca juga: Cegah Pelecehan, Grab Minta Penumpang Gunakan Tombol Darurat)
Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas menyebut peristiwa pelecehan tersebut membuat masyarakat menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan transportasi online. Dia juga menyarankan Kemenhub tidak banyak membuat aturan agar hukum pasar yang mengambil alih ke depannya.
"Pemerintah fokus saja benahi transportasi umumnya," kata dia.
Sedangkan Grab mewanti-wanti agar pengguna aplikasi mendaftarkan nomor telepon relasi terdekatnya dengan tombol darurat. Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar mengatakan pihaknya telah meluncurkan produk keamanan tersebut untuk keamanan pengguna.
"Bagi kami, keamanan yang utama, maka kami menambah perhatian bagi penumpang," kata dia.
(Baca juga: Microsoft Umumkan Rencana Investasi ke Grab)
Beberapa waktu lalu, cerita seorang penumpang yang dicium oleh pengemudi Grab beredar di media sosial. Tak hanya itu, si pengemudi juga memaksa penumpang tersebut untuk memberi rating lima bintang.
Tidak diketahui siapa penumpang yang dimaksud, namun dilampirkan histori perjalanan dengan pengemudi Grab bernama Vickich Anrio Sugiharto dengan nomor kendaraan B 315 LAH.
Lewat akun Twitter resmi @GrabID, manajemen Grab mengaku telah menghubungi korban untuk mengkonfirmasi pelecehan yang dialaminya. Pengemudi meminta dimediasi dengan penumpangnya, namun korban menolak.