Bos Mayapada Pulangkan Dolar Setara Rp 2 T, Ajak Pebisnis Ikut Serta
Konglomerat pemilik Mayapada Group Dato Sri Tahir memulangkan harta pribadinya yang tersimpan di perbankan Singapura berupa dolar Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 93 Juta dan dolar Singapura sebesar S$ 55 juta atau setara Rp 2,02 triliun. Dolar tersebut dipulangkan dan dikonversi ke dalam rupiah untuk mengikuti anjuran pemerintah yaitu pemulangan (repatriasi) harta dari luar negeri untuk mendukung perekonomian domestik.
Anjuran repatriasi gencar didengungkan Pemerintah ketika menggelar program amnesti pajak (tax amnesty) pada 2016-2017 lalu. Adapun, Tahir menyatakan dirinya mengikuti program tersebut namun tidak melakukan repatriasi sehingga membayar tarif yang lebih mahal yaitu 4%. Ia meyakini bila langkahnya saat ini diikuti oleh pengusaha-pengusaha lain akan membantu stabilisasi kurs rupiah.
"Kami harapkan pengusaha-pengusaha yang lain (ikut memulangkan dana), kami juga yakin masih banyak pengusaha yang punya uang di Singapura. Tidak perlu khawatir dengan ekonomi Indonesia. Itu pujian juga bukan dari saya, tapi dari IMF,” kata Tahir. Ia juga berharap para eksportir memarkir devisa hasil ekspornya di perbankan di dalam negeri.
(Baca juga: Pengusaha Targetkan 40% Dolar Hasil Ekspor Dikonversi ke Rupiah)
Rencananya, Tahir bakal menggunakan seluruh dana repatriasi tersebut untuk mempertebal modal Bank Mayapada. Menurut dia, tidak ada rencana untuk menggunakan dana tersebut untuk berinvestasi di pasar keuangan, misalnya untuk bermain saham. “Saya tidak main saham,” kata dia.
Adapun Kurs rupiah tercatat terus mengalami tekanan sejak Februari tahun ini. Hal itu imbas arus keluar modal asing dari pasar keuangan domestik seiring banyaknya isu eksternal seperti kenaikan bunga acuan AS dan perang dagang. Tekanan terhadap kurs rupiah diperberat oleh kondisi defisit pada neraca perdagangan barang dan jasa atau neraca transaksi berjalan.
(Baca juga: Boy Thohir Ubah Transaksi Dolar Adaro Senilai Rp 25 Triliun ke Rupiah)
Saat ini, kurs rupiah berada di level 15.200-an per dolar AS, melemah lebih dari 12% sepanjang tahun ini (year to date). Risiko pelemahan diprediksi para ekonom masih akan berlanjut seiring masih banyaknya isu eksternal dari mulai potensi berlanjutnya kenaikan bertahap bunga acuan AS dan perang dagang yang berisiko melenekan ekonomi global.
Mengacu pada Forbes, Tahir tercatat sebagai orang terkaya nomor delapan di Indonesia dan nomor 652 dunia dengan kekayaan bersih (net wealth) keluarga mencapai US$ 3,7 miliar atau setara Rp 56,3 triliun. Tahir merupakan menantu dari Mochtar Riyadi, pemilik Grup Lippo. Saat ini, Grup Mayapada milik Tahir memiliki bisnis dari mulai perbankan, media, layanan kesehatan, hingga properti.