Lanjutkan Perundingan Dagang, RI Bahas Akses Pasar ke Eropa
Perundingan kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) dengan Uni Eropa ditargetkan selesai pada semester pertama 2019. Kedua pihak tengah melakukan perundingan putaran keenam pada 15 hingga 19 Oktober 2018 di Palembang, Sumatera Selatan.
Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo. Sementara Ketua Juru Runding Uni Eropa adalah Deputy Director-General of Trade, Komisi Eropa, Helena König.
“Kedua pihak menginginkan perjanjian yang kredibel dan saling menguntungkan,” kata Iman dalam keterangan resmi dari Palembang, Kamis (18/9).
Dia menjelaskan, kemajuan yang substansial pada putaran keenam perundingan adalah akses pasar. Kedua pihak telah melakukan pertukaran penawaran untuk akses pasar jasa dan investasi, serta melengkapi pertukaran barang yang telah disepakati.
Menurut Iman, pembahasan isu yang masih bergulir adalah perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, persaingan usaha dan subsidi, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, perdagangan barang dan jasa pemerintah, karantina, aturan standar, dan mekanisme penyelesaian sengketa.
(Baca juga: Pemerintah Negosiasikan Pembatasan Impor Sawit Uni Eropa)
Perkiraan jumlah populasi antara kedua pihak sebesar 516 juta jiwa serta daya beli masyarakat yang tinggi, menjadikan Uni-Eropa sebagai salah satu mitra penting bagi Indonesia. “Perundingan ini adalah salah satu prioritas Indonesia saat ini mengingat besarnya perekonomian dan kerja sama yang dapat dikembangkan bersama kedua pihak,” ujar Iman.
Pemerintah yakin, perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa nantinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga ada penciptaan lapangan kerja baru dan kesempatan baru bagi UKM, alih teknologi, serta menempatkan Indonesia pada posisi lebih baik dalam mata rantai global.
Perundingan Indonesia dan Uni-Eropa CEPA diluncurkan secara resmi melalui Pernyataan Bersama di Jakarta dan Brussels pada 18 Juli 2016, yang diikuti oleh pertemuan pembuka pada 20 dan 21 September 2016 di Brussels, Belgia. Perundingan kemudian dilanjutkan di Putaran ke-2 pada bulan Januari 2017 di Bali, Putaran ke-3 pada bulan September 2017 di Brussels, Putaran ke-4 pada bulan Februari 2018 di Surakarta, dan Putaran ke-5 pada bulan Juli 2018 di Brussels.
Total perdagangan Indonesia-Uni Eropa pada tahun 2017 mencapai US$ 28,8 miliar, atau meningkat 14,7% dibandingkan tahun 2016. Alhasil, nilai investasi Uni Eropa di Indonesia pada tahun 2017 mencapai US$ 3,2 miliar, atau meningkat 16% dari tahun sebelumnya.
(Baca: Mendag Tak Puas Uni Eropa Batasi Impor Minyak Sawit Hingga 2030)
Ekspor Indonesia ke Uni-Eropa sebesar US$ 16,3 miliar dan impornya sebesar US$ 12,5 miliar. Alhasil, Indonesia surplus mencapai US$ 3,8 miliar.
Produk ekspor utama Indonesia adalah minyak kelapa sawit, alas kaki, karet alam, asam lemak monokarboksilat, serta kelapa (kopra) dan minyak kernel. Sementara, impornya adalah perangkat telepon, mesin cuci, obat-obatan, peralatan pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor.