Lewati Target, ORI015 Sudah Laku Terjual Rp 17,6 Triliun
Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 015 yang ditawarkan dengan tingkat kupon 8,25% laku keras. Direktur Surat Utang Negara (SUN) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan pihaknya telah menaikkan target penjualan, lantaran target awal sudah terlewati.
Per Jumat (19/10), penjualan ORI015 sudah mencapai Rp 17,6 triliun kepada 30.355 investor. "Itu karena sudah ada upsize. Total target indikatif mitra distribusi yang awal sekitar Rp 10 triliun," kata dia kepada Katadata.co.id, Sabtu (20/10).
Penjualan kemungkinan masih akan terus mengalami kenaikan lantaran masa penawaran yang dimulai pada 4 Oktober lalu baru ditutup pada 25 Oktober mendatang. Sementara itu, penjatahan bakal dilakukan pada 29 Oktober dan setelmen pada 31 Oktober.
(Baca juga: Realisasi Utang Turun 25%, Sri Mulyani: Pengelolaan Semakin Hati-hati)
Masyarakat bisa memesan ORI015 dengan nilai pemesanan minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. Obligasi bertenor tiga tahun tersebut bisa mulai dipindahbukukan pada 15 Desember atau setelah dua periode pembayaran kupon. Kupon dibayar per bulan setiap tanggal 15.
Tingginya penjualan tak lepas dari besarnya tingkat kupon yang ditawarkan. Kupon ORI015 yang sebesar 8,25% lebih tinggi dibandingkan dengan ORI014 dan ORI013 yang masing-masing mencapai 5,85% dan 6,6%. Kupon tersebut juga di atas batas maksimal bunga simpanan dalam rupiah di bank umum yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yaitu 6,5%.
(Baca juga: Rasio Utang Pemerintah Tembus 30% terhadap PDB, Amankah?)
Adapun, pemerintah menunjuk 17 mitra distribusi untuk memasarkan ORI015, yang terdiri dari 15 bank dan 2 perusahaan efek. Mitra perbankan terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia Tbk, PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank Danamon Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank Permata Tbk, Standard Chartered Bank, PT Bank Mandiri Tbk, PT BNI Tbk, Commonwealth Bank, dan Maybank. Sedangkan perusahaan efek yang ditunjuk adalah PT Bahana Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Tbk.
Dalam keterangan resminya, Kementerian Keuangan menyatakan penerbitan ORI bertujuan untuk memperluas basis investor dalam negeri, mendukung terwujudnya keuangan inklusif, serta memenuhi sebagian pembiayaan untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018. Tahun ini, defisit anggaran diperkirakan sebesar Rp 314,2 triliun atau 2,12% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dari target Rp 325,93 triliun atau 2,19% terhadap PDB.