Ini Saham-saham yang Bisa Jadi Pilihan di Tengah Gejolak Bursa
Pergerakan pasar saham domestik masih dihantui ketidakpastian perekonomian dunia. Investor asing menarik dananya dari bursa negara-negara berkembang, termasuk Indonesia meskipun kinerja fundamental ekonomi sehat. Saham-saham sektor retail, telekomunikasi, dan konsumer masih bisa menjadi pilihan investor di tengah gejolak ini.
Analis PT Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, angka penjualan retail dan kinerja keuangan sejumlah korporasi masih mencatat kinerja positif hingga kuartal III 2018. "Penjualan semen mulai memperlihatkan tren kenaikan hingga kuartal III 2018, tumbuh 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Wafi.
Penjualan mobil secara wholesale naik 6,8% sedangkan secara retail meningkat 10,8% hingga kuartal III 2018. Penjualan motor juga tumbuh 8,8% pada periode Januari-September 2018. Bahkan, beberapa emiten retail mencatat pertumbuhan rata-rata penjualan di setiap toko atau same sales store growth (SSSG). PT Ace Hardware Tbk (ACES) membukukan kenaikan SSSG sebesar 11,3% (year on year) pada September 2018. Sementara itu, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) juga mencatat kenaikan SSSG sebesar 11%.
"Kinerja keuangan emiten dan perekonomian Indonesia secara domestik masih cukup baik hingga kuartal III tahun ini. Namun, masih ada sejumlah risiko yang perlu diamati, antara lain harga minyak dunia yang cenderung naik, sedangkan harga batu bara dan CPO masih tertekan karena permintaan yang turun," ujar Wafi.
Dengan memperhatikan kinerja emiten hingga kuartal III 2018 dan risiko perekonomian domestik maupun global, Bahana merekomendasikan beli beberapa saham pilihan yang terbilang aman dan tahan uji di tengah berbagai gejolak. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menjadi salah satu saham yang dipilih karena operator telekomunikasi terbesar di Indonesia ini akan mengantongi keuntungan hingga akhir tahun selama pengguna telekomunikasi dan paket data masih tinggi. Apalagi, Telkom juga rajin membagikan dividen.
Pilihan berikutnya adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam (GGRM), PT Aces Hardware Tbk (ACES), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang dinilai cukup. Kinerja keempat emiten tersebut didukung oleh daya beli masyarakat untuk kelas masyarakat menengah ke bawah yang masih kuat serta rencana kenaikan upah minimum provinsi sekitar 8%. Bahana juga merekomendasikan beli saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang merupakan pemain terbesar di industri semen dengan jaringan yang luas hampir di seluruh Indonesia.
(Baca: Kabar Akuisisi Melejitkan Saham Indosat dan Smartfren)
Sektor Konsumer
Sementara itu, Tim Riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai siklus makro ekonomi saat ini kurang menggembirakan. Mirae juga melihat potensi peningkatan belanja masyarakat dan subsidi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 terbatas. Konsumen saat ini lebih pintar dan lebih berhati-hati membelanjakan uangnya. Subsidi yang dialokasikan pemerintah digunakan dengan benar, bukan hanya sebagai gimmick politik.
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim mengatakan, masyarakat Indonesia saat ini memahami perekonomian dan memiliki pola konsumsi yang lebih berhati-hati. Mirae Asset menetapkan rekomendasi netral untuk saham-saham sektor konsumer. Di tengah kondisi bisnis dan ekonomi makro yang menantang, investor diimbau tetap selektif. Mirae memilih saham-saham yang defensif, industri atau perusahaan yang memiliki kinerja yang baik, dan produsen bahan pokok yang memiliki potensi kenaikan margin di siklus reflasi pada semester II 2019.
Mirae merekomendasikan beli saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan target harga Rp 89.000, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 9.700, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) Rp 1.350, dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dengan target Rp 1.610. Mirae juga merekomendasikan saham PT Charoen Phokphand Tbk (CPIN) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) tetapi belum menetapkan target harga untuk kedua saham tersebut.
(Baca: Skandal Meikarta yang Menggoyang Pohon Bisnis Grup Lippo)