LPS: Likuiditas Bank Ketat, LDR 94% Perlu Diwaspadai

Hari Widowati
30 Oktober 2018, 15:47
No image
Rupiah

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan, likuiditas industri perbankan Indonesia semakin ketat dengan indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) di angka 94,3%. Level ini merupakan level yang perlu diwaspadai karena di atas batas aman yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 92%.

Anggota Dewan Komisioner LPS Destry Damayanti mengatakan, pengetatan likuiditas disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). "Yang dikhawatirkan dengan masalah likuiditas ini akan menurunkan dana cadangan (secondary reserve) bank karena tersedot ke kredit. Ini yang menjadi perhatian OJK dan LPS," ujar Destry dalam konferensi pers di kantor LPS, Jakarta, Selasa (30/10).

Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan, berdasarkan data LPS, rata-rata LDR pada bank kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III memiliki likuiditas paling ketat, yakni meningkat dari 94,9% pada September 2017 menjadi 103,3% per September 2018. LDR Bank BUKU II naik dari 86% menjadi 89% sedangkan bank BUKU I juga menunjukkan kenaikan LDR dari 75% menjadi 84,1%. Sementara itu, LDR bank BUKU IV turun dari 90,4% menjadi 89,6% per September 2018.

(Baca: Dampak Kenaikan Bunga Acuan, NIM Tiga Bank Turun di Kuartal III 2018)

Destry mengatakan, pengetatan likuiditas ini membuat perbankan harus memperhitungkan pembiayaan kredit melalui instrumen yang lain, bukan hanya dari DPK. "Sekarang ada indikator loan to financing ratio (LFR). Pembiayaan kredit bisa dengan penerbitan obligasi dan instrumen lainnya, tapi dengan bond yield yang tinggi, bank juga akan pikir-pikir," ujarnya.

Seretnya likuiditas perbankan ini membuat bank-bank BUKU III dan IV menaikkan suku bunga deposito special rate masing-masing menjadi 7,17% dan 6,95%. Bunga deposito spesial tersebut melampaui bunga deposito sejenis di bank BUKU I yang sebesar 6,9% dan BUKU II sebesar 6,91%. "Yang menjadi masalah perbankan di Indonesia bukan modal tetapi tantangan untuk menggalang likuiditas. Hal ini dapat dihadapi dengan menahan pertumbuhan kredit atau menggalang simpanan dana murah," kata Fauzi.

(Baca: Dana Nasabah Bergeser ke ORI015, Ekonom Sebut Likuiditas Bank Aman)

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...