Pembangunan Fasilitas Regasifikasi Indonesia Stagnan Selama Enam Tahun

Anggita Rezki Amelia
1 November 2018, 14:59
FSRU Nusantara Regas
Arief Kamaludin|Katadata

Pembangunan fasilitas regasifikasi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) selama enam tahun terakhir mengalami stagnasi. Padahal, infrastruktur ini merupakan salah satu kunci meningkatkan penggunaan gas di dalam negeri.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sejak tahun 2012 jumlah fasilitas regasifikasi LNG tidak bertambah. "Indonesia baru punya regasifikasi tahun 2012 sampai sekarang ada empat fasilitas," kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, di acara lokakarya, Jakarta, Kamis (1/11).

Empat fasilitas itu yakni regasifikasi Arun-Belawan di Aceh. Lalu, fasilitas unit regasifikasi terapung (Floating Storage Regasification Unit/FSRU) di Lampung. Kemudian, FSRU Nusantara Regas di Jawa Barat, dan FSRU Tanjung Benoa di Bali.

Menurut Amien, infrastruktur gas merupakan kunci utama agar gas bisa terserap oleh konsumen domestik. Apalagi, galangan kapal di Indonesia mampu mendesain kapal pengangkut LNG sehingga bisa dimanfaatkan badan usaha untuk mengembangkan bisnis LNG di dalam negeri.

Keterbatasan infrastruktur LNG itu membuat pertumbuhan kebutuhan LNG domestik melambat. Dalam lima tahun, pertumbuhan hanya dua kali lipat, dari tahun 2013 yang mencapai 1,5 juta ton per tahun (MTPA).



Jadi, SKK Migas membuka peluang bagi perusahaan yang ingin berbisnis LNG skala kecil. Harapannya, bisa menambah jumlah fasilitas LNG kecil, sehingga meningkatkan permintaan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...