Mendikbud Lihat Lulusan SMK Banyak Menganggur karena Masalah Industri

Rizky Alika
8 November 2018, 20:00
Kejuruan
ANTARA FOTO/Moch Asim
Sejumlah siswa mengerjakan soal pelajaran produktif teknik audio video (TAV) saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) susulan di SMK Negeri 2 Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/4).

Tingkat pengangguran pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tercatat paling tinggi di antara lulusan dari jenjang pendidikan lainnya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memaparkan penyebabnya dari mulai daya serap industri yang tidak seimbang dengan jumlah lulusan SMK, hingga guru yang tidak menguasai bidang ajarannya.

"Kendala utama antara jumlah SMK dengan jumlah industri sangat jomplang. Di Jerman, industri dunia usaha tinggi sementara SMK kurang sehingga mereka (lulusan SMK) masuk ke dunia industri sangat gampang," kata Muhadjir dalam diskusi dengan media di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta, Kamis (8/11).

Ia memaparkan jumlah SMK swasta di Indonesia mencapai 10.500 sekolah, sedangkan SMK negeri mencapai 3.500 sekolah. Adapun lulusan SMK negeri lebih banyak dibandingkan lulusan SMK swasta lantaran banyak SMK swasta memiliki jumlah murid yang sedikit.

(Baca juga: Jumlah Pengangguran Naik Jadi 7 Juta Orang, Porsi Lulusan SMK Tinggi)

Menurut dia, pelaku usaha juga enggan menerima murid SMK sebagai pekerja magang karena menganggap murid SMK merepotkan. Padahal, pemagangan tersebut berguna sebagai proses belajar untuk persiapan memasuki dunia kerja.

Merespons kondisi tersebut, ia menjelaskan pemerintah tengah mempertimbangkan adanya insentif untuk dunia usaha agar semangat dalam menerima pelajar magang dari SMK. Insentif tersebut dapat berupa restitusi pajak atau fasilitas lainnya.

Di samping itu, pemerintah telah mengembangkan kurikulum teaching factory lewat kemitraan antara dunia usaha dengan sekolah. Dalam kurikulum tersebut, pelajar SMK akan melakukan kegiatan produksi sesuai standar dari mitra industrinya. Adapun teaching factory dapat berkembang menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Di Jawa Timur, telah terdapat 20 dari 200 SMK yang disetujui menjadi BLUD. "Jadi mereka punya duit sendiri untuk mengembangkan dirinya karena sudah bisa produksi," ujarnya.

(Baca juga: Jokowi Benahi Pendidikan Vokasi Untuk Kurangi Pengangguran Lulusan SMK)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...