Sandiaga Kritik Ekspor CPO, Pengusaha Sawit: Kalau Bicara Pakai Data
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) membantah klaim Sandiaga Salahuddin Uno dalam cuitannya di Twitter yang menyatakan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) hanya dalam bentuk bahan baku yang kemudian kembali diimpor menjadi bahan jadi.
Dalam bantahannya, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Gapki Togar Sitanggang menyatakan 75%-80% ekspor CPO sudah berbentuk bahan jadi. "Begini kalau berbicara tidak pakai data," kata Togar ketika dikonfirmasi Katadata.co.id, Kamis (15/11).
Berdasarkan data Gapki, ekspor CPO dalam bentuk bahan baku menyumbang sekitar 22% terhadap total ekspor sawit Indonesia. Sementara sebagian besar atau 68% produk yang diekspor telah berbentuk sawit olahan, 6% dalam bentuk minyak laurik, 3% sebagai produk oleokimia, serta 1% berupa biodiesel.
(Baca: Lewat Petai dan Tempe, Jokowi Merespons Gimik Politik Sandiaga)
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Gapki pun menyebutkan, ekspor sawit Indonesia selalu mengalami tren peningkatan sejak 2014. Pada 2014 ekspornya sawit mencapai 21,7 juta ton, kemudian naik di 2015 menjadi sebesar 26,74 juta ton, lalu turun menjadi 25,1 juta ton, dan kembali menanjak pada tahun lalu sebesar 31 juta ton.
Karenanya, komentar politikus yang berbicara tak sesuai angka, dipandang Togar sebagai cara mereka untuk menggaet suara. "Banyak orang yang mengaku sebagai politikus, padahal belum," ujarnya.
Calon wakil presiden dari Partai Gerindra itu sendiri sebenarnya memiliki bisnis kelapa sawit melalui PT Provident Agro Tbk yang dimiliki Saratoga Sentra Business dengan kepemilikan saham sebesar 44,87%.
(Baca juga: Blusukan ke Pasar Anyar Tangerang, Jokowi Sebut Harga Pangan Stabil)
Saratoga Sentra Business merupakan anak perusahaan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), yang sekitar 672 juta saham atau setara 24,79% saham Saratoga dimiliki Sandiaga.
Berdasarkan pengumuman dalam keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (17/10), Sandiaga Uno diketahui kembali menjual saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk dengan total sebanyak 30,10 juta saham dalam dua tahap, yakni 28 juta saham dan 2,1 juta pada pada 8 Oktober. Dengan penjualan saham itu, Sandiaga Uno diperkirakan meraup dana sekitar Rp 113,71 miliar.
Dalam cuitan balasan di Twitter, Togar meminta Maruli Gultom, selaku Presiden Komisaris Provident Agro bisa turut memberi penjelasan terkait ekspor sawit kepada Sandiaga.
Dalam cuitannya di Twitter pada Rabu (14/11) Sandiaga menulis ekspor sumber daya alam Indonesia tidak melalui proses pengolahan dan tidak memiliki nilai tambah yang tinggi. "Ini yang harus diubah, kita harus mampu membangun industri pengolahannya," kata dia.
Menurutnya, minyak sawit merupakan industri yang dapat menciptakan lapangan kerja baru di negara kita. Indonesia mampu meguatkan industri berbasis ekspor dan padat karya agar lapangan kerja semakin terbuka.