Tim Kampanye Jokowi: Indonesia Mustahil Tiadakan Impor dari Asean

Dimas Jarot Bayu
15 November 2018, 20:39
Pelabuhan Bitung
Dok. KPPIP
Proyek strategis pemerintah Pelabuhan Bitung, merupakan Proyek Strategis Nasional di Provinsi Sulawesi Utara (KEK Bitung dan Pelabuhan Internasional Hub Bitung) senilai Rp 34 triliun dan juga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dengan nilai investasi diperkirakan sekitar Rp 35 triliun.

Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyatakan pemerintah tak mungkin meniadakan impor di kawasan Asia Tenggara. Jika langkah ini diambil, Indonesia berpotensi tak bisa ekspor ke kawasan tersebut. Padahal, ekspor Indonesia ke kawasan Asia Tenggara cukup besar.

Salah satu ekspor ke kawasan ini yaitu otomotif. Berdasarkan data Asean Automotive Federation (AAF) pada 2017, penjualan kendaraan roda empat dari Indonesia 1,08 juta unit. Angka itu 32,32 persen dari total 3,34 juta unit penjualan mobil di Asia Tenggara. “Ekspor mobil ke Filipina, Malaysia dan sebagainya,” kata juru bicara Tim, Arya Sinulingga, di Posko Cemara, Jakarta, Kamis (14/11).

Selain itu, Arya menilai banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia berasal dari Asean. Jika bersikap protektif, Indonesia akan kehilangan potensi mendapatkan devisa lebih besar dari sektor pariwisata. (Baca: Prabowo Janji Tak Akan Impor, Faisal Basri: Tidak Masuk Akal)

Padahal, Indonesia sedang menggenjot pariwisata. Sektor pariwisata menempati posisi kedua dalam perolehan devisa pada tahun ini. Karena itu, pada 2019, pariwisata diproyeksikan menjadi sektor penghasil devisa terbesar. “Pengunjung Danau Toba banyak berasal dari Singapura dan Kuala Lumpur karena ada penerbangan dari Bandara Silangit ke kedua kota tersebut,” kata Arya.

Karenanya, dia menilai Indonesia tak bisa bersikap protektif dengan menutup keran impor. Hubungan ekspor-impor merupakan sesuatu yang lumrah di antara negara-negara Asean. Hal ini akan membuat rasa saling ketergantungan ekonomi.

Sikap Indonesia membuka impor, khususnya di Asia Tenggara, sebagai komitmen menjaga persahabatan dengan negara-negara tersebut. “Saling support,” ujar dia sebagai respons atas janji calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Sebelumnya, Prabowo menjanjikan Indonesia tak akan impor sejumlah komoditas jika terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia. 

(Baca juga: Program Ekonomi Prabowo-Sandi Dinilai Mirip dengan Jokowi-Ma'ruf).

Prabowo optimistis dapat membuat Indonesia swasembada pangan. Ketua Umum Gerindra itu juga meyakinkan bahwa Indonesia dapat swasembada energi. Karenanya, Indonesia tak perlu impor 1,3 juta barel minyak setiap hari. Alhasil, negara tak perlu mengirimkan uang US$ 30 miliar tiap tahun ke luar negeri untuk bahan bakar.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...