Pemerintah dan Pabrik Elektronik Buat Proyek Percontohan Industri 4.0
Kementerian Perindustrian bersama PT Schneider Electric Manufacturing Batam (PT SEMB) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait pengembangan dan penerapan teknologi industri 4.0 untuk industri elektronik. Pengembangan ini diharapkan bisa mengakselerasi keterampilan dan optimalisasi penggunaan teknologi industri oleh sejumlah sektor industri dan pelaku usaha dalam negeri.
SEMB akan menjadi mitra kerja Kemenperin dalam pemberian pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku industri hingga nota kesepahaman berlaku atau hingga tiga tahun ke depan. Pemerintah juga akan menjadikan pabrik SEMB di Batam sebagai proyek percontohan bagi pelaku industri lain di Indonesia yang ingin belajar dan melihat secara langsung penerapan otomatisasi pabrik.
"Mereka ini akan melatih para peserta selama satu minggu terkait berbagai aspek dalam transformasi digital yang nantinya para peserta akan menerima sertifikasi kompetensi dalam penerapan industri 4.0,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (18/11).
(Baca: Bertemu Menteri Jerman, Jokowi Bahas Pendidikan Vokasi & Industri 4.0)
Di samping itu, pemerintah juga akan melakukan pendampingan dalam transformasi industri 4.0.
Penunjukan SEMB sebagai proyek percontohan itu sendiri dilatari oleh pengalaman dan kompetensi perushaaan dalam mendirikan fasilitas smart factory yang telah mengalami perjalanan transformasi digital. Pabrikan komponen elektronik ini mempekerjakan lebih dari 2.900 karyawan di tiga smart factory.
Sejumlah produk yang dihasilkan dalam pabrik pintar itu di antaranya, contractor, relay, variable speed drives, sensors, circuit breakers, electronic boards yang didistribusikan tidak hanya untuk pasar dalam negeri, tapi juga diekspor ke Eropa, Amerika Utara, China, India dan wilayah Asia Pasifik.
Hingga saat ini, Schneider Electric telah memiliki enam pabrik pintar di seluruh dunia termasuk di Batam. Smart Factory Schneider Electric lainnya terletak di China, Prancis, Filipina, Amerika Utara dan India.
Vice President PT Schneider Electric Manufacturing Batam Gabriel De Tissot menyatakan pihaknya pihaknya akan bekerja sama dengan Kemenperin untuk menjadi lighthouse industri 4.0 di Indonesia.
(Baca: Begini Proses Revolusi Industri 4.0 Diterapkan Perusahaan Skala Besar)
“Transformasi digital yang kami hadirkan di seluruh pabrik kami di Batam menggunakan solusi EcoStruxture™ dan aplikasi industri 4.0 lainnya yang memungkinkan pemantauan kinerja operasi kami di setiap bagian,” ungkapnya.
Melalui penerapan solusi EcoStruxture™, perusahaan menyebut bisa melakukan penghematan 5%-7% di beberapa mesin dan mampu mengurangi skrap atau limbah produksi hingga 46% serta meningkatkan produktivitas pekerja hingga 17%.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan penerapan industri 4.0 akan memberi peluang bagi sektor manufaktur untuk merevitalisasi industrinya agar lebih efisien dan menghasilkan produk berkualitas.
Berdasarkan Making Indonesia 4.0, ada lima sektor manufaktur yang akan dijadikan pionir pemerintah, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektonika. “Kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total ekspor, kemudian berkontribusi 60% untuk PDB serta 60% tenaga kerja industri di lima sektor tersebut,” ujar Airlangga.
Kolaborasi dengan berbagai mitra yang berkompeten di bidang transformasi digital di berbagai bidang merupakan bagian dari penguatan kebijakan Kemenperin dalam upaya mempercepat implementasi industri 4.0 di Indonesia. Karenanya, sejalan dnegan aspirasi Making Indonesia 4.0 Indonesia diharapkan bisa masuk 10 negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2030.