Kadin Minta Pemerintah Buat Gebrakan Kebijakan Investasi Sektor Migas

Image title
Oleh Ekarina
18 November 2018, 15:33
Blok migas
Katadata

Kamar Dagang Indonesia (Kadin), meminta pemerintah mengeluarkan terobosan kebijakan di sektor minyak dan gas (migas) untuk mengurangi angka defisit migas. Kinerja neraca perdagangan migas yang mengalami defisit sebesar US$ 10,74 miliar dalam 10 bulan pertama tahun ini turut berkontribusi terhadap melebarnya defisit neraca dagang Januari-Oktober 2018 sebesar US$ 5,51 miliar atau setara Rp 82,72 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya surplus US$ 11,86 miliar.

Ketua Umum Kaduin Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pemerintah harus membuat terobosan di sektor migas jika ingin serius menagani masalah ini.

Pertambahan jumlah penduduk yang dibarengi dengan peningkatan konsumsi migas, tak sejalan lifting minyak menyebabkan jarak antara kebutuhan dan jumlah produksi makin melabar menjadi persoalan terbesar defisit migas. 

(Baca: Upaya Mendongkrak Investasi Migas yang Anjlok Tiga Tahun Terakhir)

Sehingga usulannya, pemerintah harus membuat kebijakan yang mampu menarik investor migas dan menjadikan invetsasi di sektor ini menjadi menarik. Sebab, resiko yang besar di sektor migas menurutnya kurang dibarengi dengan imbal balik (return) yang sesuai.  

"Mau ini gross split atau apa, buat mereka selama itu hitungannya tak menarik, mereka tak mau masuk. Makanya sekarang investasi banyak lari ke Afrika," kata Rosan di Batam, Jumat (16/11).

Dia pun mencontohkan Venezuela sebagai negara penghasil minyak terbesar dunia yang saat ini dalam kondisi bangkrut, salah satunya karena investasi enggan masuk ke negara tersebut. Minimnya investasi yang masuk, kata Rosan, dikarenakan kebijakan pemerintahnya yang  ingin mengambil bagian terlalu besar dalam setiap klausul investasi sehingga dianggap tak menarik.

"Karenanya di Indonesia harus ada terobosan baru. Karena sejauh ini saya melihat migas kebijakannya tidak pernah disentuh (pemerintah). Pajak penghasilan (PPh) migas  kurang signifikan dampaknya," ujarnya, Kamis (25/10) lalu.

Minimnya investasi sektor migas sebelumnya pernah dijabarkan Indonesian Petroleum Association (IPA). Direktur Eksekutif IPA Marjolijn Wajong mengatakan turunnya investasi ini dinilai bukan hanya semata karena faktor harga minyak dunia. 

(Baca: Empat Tahun Jokowi-JK, Investasi Sektor Energi Terus Turun)

Mengacu data Kementerian ESDM, harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2016, rata-rata harga minyak hanya US$ 35,46 per barel. Tahun 2017, bisa mencapai US$ 51,15 per barel.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...