Gandeng BUMN Karya, Krakatau Steel Pasok 500 Ribu Ton Baja Konstruksi
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) teken kerja sama dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Nindya Karya (Persero). Kerja sama ini dilakukan terkait penggunaan produk besi baja Krakatau Steel pada sejumlah proyek infrastruktur milik keenam BUMN Karya tersebut.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, kerja sama dilakukan untuk mendorong pertumbuhan industri baja. Sebab, industri baja nasional saat ini tengah menghadapi kompetisi sengit seiring dengan serbuan produk baja impor yang menggunakan teknologi induction furnice.
"Ini karena aturan mudahnya impor baja. Kemudian juga ada satu persaingan, sehingga proses menjadi tidak diutamakan yaitu induction furnice," kata Silmy di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (23/11).
(Baca: Krakatau Steel Keluhkan Pemalsuan Produk Impor asal Tiongkok)
Menurut Silmy, produk baja dengan teknologi induction furnice dapat membahayakan keselamatan pengguna. Hal tersebut juga dapat menurunkan kualitas pembangunan infrastruktur yang dihasilkan.
Dengan demikian, adanya penandatanganan ini diharapkan bisa menjadi komitmen dari perusahaan BUMN terhadap kualitas bangunan yang dihasilkan mereka. "BUMN Karya tidak mau kompromi terhadap kualitas sehingga menggunakan produk-produk dari Krakatau Steel," ujar Silmy.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menilai sinergi antara Krakatau Steel dengan enam BUMN Karya penting untuk pembangunan infrastruktur nasional. Hal ini dapat pula menguatkan peran pembangunan BUMN sebagai agen pembangunan.
Hal senada disampaikan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro. "Diharapkan Krakatau Steel pun dapat terus meningkatkan kualitas produknya demi terciptanya produk infrastruktur yang baik dan modern," ujar Aloy.
(Baca juga: Impor Besi Baja Melonjak Tajam, Pemerintah Ubah Aturan Pemeriksaan)
Silmy pun menyebut pihaknya akan memberikan harga baja yang lebih kompetitif untuk enam BUMN Karya melalui kerja sama ini. Dia memproyeksikan baja konstruksi yang akan dipasok ke BUMN Karya melalui kerja sama ini mencapai 500 ribu ton untuk tahap pertama sampai 2019.
Adapun pada 2019, perusahaan menargetkan memasok baja konstruksi sebesar 1 juta ton. "Kemudian 2020 kita gandakan menjadi 2 juta ton," kata dia.
Dengan adanya kerja sama ini, Krakatau Steel juga berharap pertumbuhan penjualan baja perseroan bisa naik sekitar 15%. Dengan demikian, Krakatau Steel berharap bisa membukukan laba usaha positif tahun ini.
Pada tahun lalu, Krakatau Steel membukukan perolehan laba usaha sebesar Rp 443,36 miliar. Angka ini tumbuh 154,79% dari nilai tahun 2016 sebesar Rp 286,3 miliar.
Krakatau Steel pada 2017 membukukan penurunan rugi tahun berjalan 2017 sebesar Rp 1,15 triliun. Angka ini 54,9% lebih rendah dibandingkan pada 2016 yang sebesar Rp 2,55 triliun.