Kasus Penembakan di Papua, Moeldoko Minta Pegiat HAM Tak Tutup Mata
Kasus penembakan yang terjadi di Nduga, Papua membuat geram Kepala Staf Presiden Moeldoko. Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu pun meminta seluruh penggerak dan aktivis Hak Asasi Manusia tidak tutup mata terhadap kejadian ini.
Menurut Moeldoko, para pegiat HAM harus bereaksi karena banyak masyarakat sipil yang menjadi korban sadis penembakan di tengah aktivitas bekerja membangun Papua."Saya imbau penggerak HAM dalam dan luar negeri lihat situasi dengan mata terbuka, jangan mata sebelah," kata Moeldoko saat berbincang dengan sejumlah awak media di kantornya, Jakarta, Rabu (5/12).
(Baca: Jokowi Perintahkan Kapolri dan Panglima TNI Usut Penembakan di Papua)
Moeldoko juga menyebut kejadian ini merupakan aksi terorisme yang memakan banyak korban. Bahkan dia menyatakan aksi ini bukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tapi dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Kriminal tidak ada seperti itu," katanya.
Karenanya dia berpesan jika ada orang atau kelompok yang mendukung gerakan ini maka mereka dapat dianggap sebagai pihak yang mendukung aksi kekerasan. Moeldoko juga meminta tidak ada standar ganda yang diterapkan terhadap aksi keji seperti ini.
"Saya (berbicara) agak tinggi karena mantan Panglima TNI sehingga masih punya emosi," katanya.
(Baca juga: Istaka Cek Data Pekerja Jalan Trans Papua yang Jadi Korban Penembakan)
Namun di sisi lain, dia meminta Polri dan TNI tidak terprovokasi aksi seperti ini dan tetap berlaku profesional dalam mengambil tindakan. Aparat harus menunjukkan diri sebagai prajurit yang beradab dan proporsional dalam bertindak.
"Perlu juga dikawal daerah yang ternyata tidak aman," katanya.