Penyelesaian Pembangunan Kilang Balikpapan Mundur ke 2023
PT Pertamina (Persero) menargetkan proyek revitalisasi Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur beroperasi Agustus 2023. Ini mundur dari target sebelumnya yang ditargetkan selesai paling lambat 2021.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan meski terlambat, perusahaannya tetap mengejar penyelesaian Kilang Balikpapan. "Kilang ini memang mengalami keterlambatan. Namun, kami hari ini mulai, dan percepat, seluruh detail jadi 53 bulan," kata dia di Jakarta, Senin (10/12).
Pertamina hari ini menandatangani kerja sama pembangunan konstruksi Kilang Balikpapan dengan empat kontraktor yakni SK Engineering & Construction Co. Ltd., Hyundai Engineering Co. Ltd, PT Rekayasa Industri dan PT PP (Persero) Tbk. Mereka membangun kilang secara bersama (Joint Operation) dengan ruang lingkup pembangunan kilang baik Inside Battery Limit (IBL) maupun Outside Battery Limit (OSBL).
Kontrak itu memastikan proyek ini akan dibangun mulai awal tahun depan. Kontrak pembangunan Kilang Balikpapan mencapai US$ 4 miliar atau Rp 57,8 Triliun.
Pertamina memilih empat perusahaan itu sebagai pemenang lelang konstruksi setelah dilakukan evaluasi. Empat perusahaan yang terpilih itu merupakan kombinasi dalam dan luar negeri.
Pertamina juga tengah menyeleksi perusahaan strategis untuk digandeng menjadi mitra di Kilang Balikpapan. Meski bermitra, Pertamina menginginkan hak kelola mayoritas di proyek Kilang Balikpapan.
Kilang Balikpapan akan difokuskan untuk meningkatkan produksi BBM berkualitas dan ramah lingkungan sesuai dengan standar Euro V. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas Kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barel per hari dari sebelumnya 260 ribu barel per hari.
Proyek kilang ini akan mengurangi impor Solar hingga 17%. Impor berkurang karena produksi 23% atau 30 ribu barel per hari. Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230 ribu ton per tahun.
(Baca: Pertamina dan 4 Perusahaan Teken Kontrak Konstruksi Kilang Balikpapan)
Tak hanya di Balikpapan, menurut Nicke, beberapa kilang seperti Bontang, Tuban, Dumai, Balongan, dan Cilacap mengalami keterlambatan jadwal operasi. "Jadi akhir 2026 keenam proyek kilang ini bisa kami laksanakan," kata dia.