SKK Migas Rampungkan Evaluasi Blok Corridor Pekan Depan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan evaluasi Blok Corridor selesai pekan depan. Ini untuk memberi kepastian karena kontrak blok tersebut berakhir 2023.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan saat ini pihaknya masih memfinalisasi blok tersebut. Salah satunya mengenai skenario pengembangan Blok Corridor pada pengelolaan ke depan. "Mudah-mudahan pekan depan," kata dia di Jakarta, Selasa (11/12).
Menurut Dwi, ada tiga perusahaan yang berminat mengelola blok tersebut. Berdasarkan proposal yang saat ini ditangani oleh SKK Migas, mereka PT Pertamina (Persero) dan ConocoPhilips-Repsol yang jadi satu.
Menteri ESDM Ignasius Jonan pernah mewanti-wanti untuk tidak akan menyerahkan Blok Corridor ke kontraktor yang mengelola dengan skema cost recovery (penggantian biaya operasional). Pemerintah menginginkan pengelolaan setelah habis kontrak memakai skema gross split.
Jika tidak, maka pemerintah memberikan ke yang lain. “Kalau tidak ada yang minat pakai gross split, nanti Blok Corridor saya kasih ke yang lain," kata Jonan, di Jakarta, Rabu (24/10).
Blok Corridor saat ini dioperatori ConocoPhilips dengan hak kelola 54%. Pemegang hak kelola lainnya adalah PT Pertamina sebesar 10 % dan Repsol Energy 36%. Blok ini terletak di daratan Sumatera Selatan.
Kepemilikan hak kelola Repsol Energy awalnya tidak sebesar itu. Namun setelah membeli hak kelola Talisman Energy Inc senilai US$ 8,3 miliar, perusahaan asal Spanyol itu kini memiliki 36% dari blok tersebut.
ConocoPhilips mulai mengelola blok tersebut sejak 2002 setelah mengakuisisi Gulf Resources. Kontrak Blok Corridor berakhir 19 Desember 2023. Adapun, ConocoPhilips sudah mengajukan proposal perpanjangan kontrak di Blok Corridor pada akhir bulan September.
(Baca: ConocoPhillips Terancam Kehilangan Blok Corridor)
Selain ConocoPhillips, Pertamina mengajukan proposal mengelola Blok Corridor ke Kementerian ESDM. Hingga berita ini diturunkan Pertamina belum memberikan keterangan mengenai skema yang diajukan dalam proposal tersebut.
Berdasarkan data SKK Migas selama semester I-2018 produksi siap jual (lifting) gas bumi ConocoPhilips di Blok Corridor mencapai 841 mmscfd dari target 810 mmscfd. Hingga akhir tahun diprediksi hanya 798 mmscfd.