Angkasa Pura II Incar Pengelolaan Bandara di Filipina Beromzet Rp 15 T
PT Angkasa Pura II (Persero) membidik pengelolaan salah satu bandara di Filipina yaitu Badara Clark. Pihak Angkasa Pura II (AP II) memperkirakan omzet dari pengelolaan dan penambahan terminal Bandara Clark, Filipina, untuk masa konsesi selama 25 tahun mencapai Rp 15 triliun.
AP II yang tergabung dalam konsorsium, saat ini tengah mengikuti proses tender untuk dapat mengelola dan membangun terminal baru di bandara tersebut. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, pemenang tender akan diumumkan sebelum akhir tahun ini oleh BUMN Filipina yang saat ini menjadi operator Bandara Clark yaitu Bases Conversion and Development Authorities (BCDA).
"Pengumumannya sebelum Natal. Kami akan tunggu keputusan finalnya, mereka sedang finalkan," kata Awaluddin ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/12).
Untuk potensi omzet pengelolaan Bandara Clark yang mencapai Rp 15 triliun, Awaluddin mengatakan pencapaiannya akan tergantung dari konsorsium tersebut. Bisa saja angka tersebut lebih besar jika mereka lebih menggenjot lalu lintas penerbangan di sana, meski harus mendapat dukungan yang kuat dari maskapai penerbangan di sana.
Awaluddin menjelaskan, dalam konsorsium tersebut tergabung juga grup AirAsia dan perusahaan swasta asal Filipina. Elemen dalam konsorsium tersebut terdiri dari operator bandara, maskapai penerbangan, perusahaan swasta, dan investor. Sebagai operator, AP II menguasai kepemilikan 35% pada perusahaan joint venture tersebut dengan menyetorkan dana sebesar Rp 350 miliar.
(Baca juga: Angkasa Pura II Jual Obligasi Rp 750 M untuk Bangun Fasilitas Bandara)