Penguatan Rupiah Selamatkan IHSG Dari Penurunan Lebih Dalam

Happy Fajrian
18 Desember 2018, 18:26
Bursa saham
ANTARA FOTO/M. Agung Rajasa

Pada awal perdagangan pagi ini indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat terperosok hingga 1,22% ke posisi 6.014,79. Namun, IHSG mampu bangkit pada akhir sesi perdagangan Selasa (18/12) sehingga hanya mencatatkan penurunan 0,12% ke posisi 6.081,87. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi tangan penolong yang menahan penurunan IHSG lebih dalam.

Pasalnya, seluruh bursa Asia hari ini berguguran dengan koreksi yang cukup dalam. Strait Times Index Singapura mengalami koreksi paling dalam di Asia sebesar 2,21%. Indeks Nikkei 225 juga terkoreksi hingga 1,82%, PSEi Filipina terkoreksi 1,33%, Hang Seng Index koreksi 1,05%, indeks Shanghai koreksi 0,82%, Kospi Korea koreksi 0,43%, dan KLCI Malaysia turun 0,38%.

Advertisement

Dengan demikian, IHSG menjadi indeks dengan kinerja terbaik hari ini, berkat kinerja rupiah. Hari ini nilai tukar rupiah menguat 0,48% terhadap dolar AS, atau naik 70 poin ke Rp 14.511 per dolar AS. Penguatan rupiah ini didorong oleh jatuhnya harga minyak mentah jenis WTI yang menyentuh level terendahnya sejak September 2017.

Sebagai negara pengimpor minyak, turunnya harga minyak mentah menjadi kabar gembira karena akan meminimalisir defisit neraca perdagangan. Apalagi, saat ini defisit neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 merupakan yang terburuk sepanjang tahun ini pada level US$ 2,05 miliar. Defisit neraca perdagangan bahkan diperkirakan bisa menembus angka US$ 9 miliar hingga akhir tahun ini.

(Baca: Defisit Neraca Dagang Diproyeksi Tembus US$ 9 Miliar sepanjang 2018)

Bursa-bursa Asia berguguran karena kekhawatiran investor akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Rencana The Fed menaikkan suku bunga acuannya, yang diperkirakan sebesar 0,25% menjadi 2,5%, semakin membuat investor cemas.

Pasalnya, data ekonomi AS bulan November sudah menunjukkan pelemahan. Ekonomi AS akan semakin terbebani jika The Fed jadi menaikkan suku bunga acuannya. Sebagai perekonomian besar dunia, melambatnya pertumbuhan ekonomi AS juga akan membuat pertumbuhan ekonomi global melambat. Apalagi data terkini perekonomian Tiongkok juga menunjukkan terjadinya perlambatan pada perekonomian Tiongkok.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement