Isu 7 Kontainer Surat Suara Dicoblos, KPU: Belum Ada yang Dicetak
Komisi Pemilihan Umum (KPU) membantah isu yang menyebutkan ada tujuh kontainer berisikan surat suara yang telah dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta. Hingga saat ini, KPU belum mencetak surat suara untuk Pemilu Serentak 2019.
Komisioner KPU Hasyim Asyari mengatakan, isu tersebut bohong. "Kalau sudah ada yang dicetak, surat suaranya siapa?" kata Hasyim di kantornya, Jakarta, Rabu (2/1) malam.
Menurut Hasyim, pencetakan surat suara sampai saat ini masih dalam proses lelang. Proses tersebut berada dalam masa sanggah, meski sudah ada pemenang lelang. Artinya, KPU masih membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang keberatan terkait pemenang lelang pencetakan surat suara.
Komisioner KPU Pramono Ubaid menambahkan, kontrak payung antara LKPP dan pemenang lelang baru akan diadakan setelah masa sanggah selesai. Rencananya, tahapan itu akan dilakukan pada 7 Januari 2019. "Setelah itu ditandatangani, selanjutnya kami akan lanjut kontrak antara KPU dengan penyedia atau produsen. Nah sudah, habis itu baru akan dimulai proses produksi," kata Pramono.
KPU meminta pihak-pihak yang menyebarkan informasi tersebut menunjukkan lokasi terkait tujuh kontainer yang berisikan surat suara telah dicoblos. Dengan demikian, masalah ini dapat ditindak lebih lanjut. Lebih lanjut, KPU meminta agar persoalan ini dapat dilaporkan ke pihak terkait. "Kalau seperti ini, lapor saja ke Bawaslu sama polisi," kata Hasyim.
(Baca: KPU Sebut Kotak Suara Kardus Hemat Anggaran Hingga 70%)
Kabar mengenai adanya tujuh kontainer berisikan surat suara yang telah dicoblos itu sebelumnya liar beredar di media sosial. Kabar tersebut menyatakan ada 80 juta surat suara yang nantinya akan ditukar sebelum penghitungan suara dan formulir C1 keluar.
Kabar ini juga dicuitkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief di akun Twitternya @AndiArief_ pada Rabu (2/1). Andi meminta agar kabar ini segera diperiksa kebenarannya.
"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena ini kabar sudah beredar," kata Andi. Saat ini, Andi telah menghapus cuitannya tersebut.
(Baca: Dituding Terima Modus Janji oleh Demokrat, Ketua KPU: Kami Independen)