IHSG Catatkan Kinerja Positif di Pekan Pertama 2019

Image title
7 Januari 2019, 02:06
BEI
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia

Sempat terkoreksi pada hari perdagangan perdananya di tahun 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu membalikkan keadaan dan mencatatkan kinerja positif di akhir pekan pertamanya tahun ini dengan ditutup naik 1,29% ke level 6.274,54 dibandingkan pada penutupan di akhir tahun lalu. 

Penguatan laju IHSG pekan ini disebabkan oleh beberapa hal salah satunya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta terhadap mata uang utama dunia dan Asia. Seperti diketahui, sejak akhir Desember lalu, rupiah berjalan menguat dari Rp 14.559 per dolar AS menjadi Rp 14.270 per dolar AS pada perdagangan Jumat (4/1). 

"Jadi ada sentimen utama dari penguatan rupiah. Selain itu, keberhasilan IHSG menembus level 6.200 membuat pelaku pasar semakin optimis untuk melakukan aksi beli, terutama investor asing," kata Analis Panin Sekuritas William Hartanto kepada Katadata.co.id.

(Baca: Penguatan Kurs Rupiah Jadi 14.270 per US$ Topang Kenaikan IHSG 0,86%)

Laju positif IHSG juga turut didukung sentimen eksternal yang semakin kuat menunjukkan perlambatan perekonomian global. Sejumlah rilis data ekonomi dari AS, Eropa, dan Asia menunjukkan perkembangan yang mengecewakan. Sebaliknya, aktivitas ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan, terutama pada periode Desember 2018.

Di AS, angka purchasing manager's index (PMI) manufaktur mengalami penurunan. Menurut data Institute for Supply Management (ISM) PMI manufaktur AS bulan Desember tercatat sebesar 51.1 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 62.1. Turunnya indeks ini menunjukkan adanya kontraksi pada aktivitas manufaktur di sana.

Sementara dari benua biru, angka inflasi Desember 2018 negara-negara Uni Eropa, menurut data Eurostat, tercatat hanya mencapai 1,6%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi pada November yang mencapai 1,9%, dan merupakan rekor inflasi bulanan terendah sejak April 2018. Jatuhnya harga minyak mentah dunia disebut sebagai penyebab rendahnya inflasi UE.

Di Asia, turunnya aktivitas perekonomian terjadi di sejumlah negara, mulai dari Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan, India, Malaysia yang ditandai dengan turunnya angka PMI. Sementara di Singapura, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2018 diperkirakan hanya 2,2% atau jauh di bawah prediksi pasar sebesar 3,2%.

Sedangkan di dalam negeri terjadi kenaikan aktivitas perekonomian yang tercermin dari naiknya angka inflasi bulanan dan angka PMI manufaktur pada Desember 2018 dibandingkan sebulan sebelumnya. Inflasi bulan Desember 2018 tercatat 0,62% merupakan inflasi bulanan tertinggi selama 11 bulan terakhir. Sementara itu angka PMI manufaktur bulan Desember naik menjadi 51,2 dibandingkan 50,4 pada bulan sebelumnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...