Prediksi Berbeda Ekonom Tentang Arah Kebijakan Bunga Acuan BI di 2019

Martha Ruth Thertina
9 Januari 2019, 20:29
Bank Indonesia
Agung Samosir|KATADATA

Bank Indonesia (BI) mengerek secara agresif suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate, total 175 basis poin menjadi 6%, sepanjang tahun lalu. Hal itu untuk mengimbangi langkah bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), yang menaikkan bunga acuannya, Fed Fund Rate, sebanyak empat kali ke rentang 2,25-2,5%. Lantas bagaimana dengan tahun ini? Ekonom punya prediksi berbeda.

Ekonom DBS Indonesia Masyita Crystallin melihat kemungkinan BI tidak akan melanjutkan siklus kenaikan bunga acuan. Ini dengan asumsi, Fed Fund Rate hanya naik dua kali tahun ini, sesuai proyeksi DBS dan ekspektasi para petinggi The Fed yang dilansir pada Desember 2018 lalu. Adapun ekspektasi para petinggi The Fed lebih sedikit dibandingkan sebelumnya yaitu tiga kali kenaikan, seiring proyeksi perlambatan ekonomi di negara tersebut.

“Sesuai ekspektasi kami yaitu dua kali kenaikan Fed Fund Rate maka tekanan untuk meningkatkan interest rate differential (selisih bunga acuan BI dan bank sentral AS) lebih jauh akan lebih ringan,” kata dia dalam analisis tertulis yang dilansir, pekan lalu.

Di samping itu, prediksi bunga acuan BI tetap juga seiring dengan perkiraan meredanya risiko tekanan inflasi. Hal ini berkat pergerakan harga minyak yang lebih “soft”. 

(Baca: Harga Minyak Indonesia Sentuh Level Terendah pada Desember 2018)

Berbeda pendapat, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam memperkirakan BI akan berusaha mempertahankan selisih bunga agar tidak terjadi aliran keluar modal asing dari pasar keuangan yang bisa menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...