YLKI: Lemahnya Pengendalian Cukai Rokok Bisa Tingkatkan Penyakit

Michael Reily
11 Januari 2019, 17:39
Rokok
Donang Wahyu|KATADATA
Rokok

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai lemahnya pengendalian cukai rokok bisa berdampak terhadap meningkatnya penyakit. Sebab, dengan pengenaan cukai rokok yang tinggi bisa sedikit mengerem pembelian rokok masyarakat.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyatakan konsumsi rokok menjadi kontributor utama peningkatan prevalensi penyakit tidak menular. "Semakin mahal rokok, masyarakat akan mengurangi porsi pembelian," kata Tulus di Jakarta, Jumat (11/1).

(Baca: Kebijakan Pembatalan Kenaikan Cukai Rokok Dinilai Antiklimaks)

Berdaskan Riset Kesehatan Dasar oleh Kementerian Kesehatan tahun 2018 dibanding 2013 yang dikutip YLKI, peningkatan penyakit tidak menular yang paling menonjol antara lain adalah kanker, stroke, ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.

Penyakit kanker meningkat dari 1,4% menjadi 1,8%, stroke naik dari 7% menjadi 10%, ginjal kronik meningkat dari 2% menjadi 3,8%, dan diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%.

Sementara itu,  Undang-Undang Cukai Nomor 39 Tahun 2007, Pasal 5 aya 1 menetapkan cukai rokok bisa naik sampai 57%. Namun, pemerintah baru mengenakan besaran cukai sebesar 38%. Sehingga pengendalin cukai rokok hingga saat ini masih terbilang lemah.

Padahal, dia menegaskan, konsumsi rokok berkontribusi signifikan terhadap penyakit karena 35% masyarakat Indonesia merupakan perokok aktif, sementara 70% penduduk adalah perokok pasif. "Gaya hidup merokok jadi salah satu penyebab utama penyakit tidak menular," ujar Tulus.

(Baca juga: Aturan Tarif Cukai Dinilai Buat Persaingan Industri Rokok Tak Sehat)

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...