IHSG Sesi I Naik 0,25% Walau Neraca Perdagangan Defisit
Indeks harga saham gabungan (IHSG) memperbesar laju kenaikannya pada akhir sesi I perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Dibuka naik 0,19%, pada akhir sesi I IHSG tercatat naik 0,25% ke posisi 6.351,79.
Kendati bergerak positif, perkembangan neraca perdagangan Indonesia (NPI) yang mencatatkan defisit hingga US$ 8,57 miliar, menurut data yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), merupakan defisit (NPI) terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Defisit NPI ini masih berpotensi menekan kinerja IHSG. Pasalnya, dengan defisit sebesar itu, maka defisit neraca berjalan atau current account defisit (CAD) kemungkinan besar akan semakin lebar. Pada triwulan III 2018, CAD telah mencapai 3,37% dari produk domestik bruto (PDB).
(Baca: Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Tiongkok Wall Street Kembali Koreksi)
Faktor pendorong kinerja IHSG saat ini berasal dari investor asing yang terus menyuntikkan dananya ke pasar saham Indonesia. Hingga siang ini, investor asing telah melakukan pembelian bersih saham sebesar Rp 205,78 miliar. Sehingga total pembelian bersih investor asing di pasar saham Indonesia telah mencapai Rp 4,75 triliun selama dua pekan perdagangan BEI.
Masuknya investor asing didorong oleh ketidakpastian pada kondisi perekonomian dunia. Di Amerika Serikat (AS) penutupan layanan publik telah memasuki hari ke-24. Fitch Ratings telah memberikan peringatan kalau penutupan ini masih terus berlanjut, maka peringkat surat utang AS akan turun.
Dari Inggris, polemik seputar keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) masih terus diwaspadai oleh investor. Investor masih menantikan hasil pengambila suara pada parlemen Inggris yang akan menentukan masa depan Brexit.
