Peneliti Sebut Pembukaan Sektor Jasa untuk Asing Bisa Dongkrak PDB 2%

Rizky Alika
16 Januari 2019, 19:19
Seorang dokter sedang memeriksa pasien dengan alat khusus.
ANTARA

Peneliti dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) Dionisius Narjoko menekankan perlunya mendorong investasi untuk pengembangan sektor jasa di Tanah Air. Salah satu caranya, dengan lebih membuka sektor tersebut bagi investasi asing.

Menurut dia, pembukaan sektor jasa untuk investasi asing dapat mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 2%. "Itu besar sekali, dan dari sisi kesejahteran juga menambah lapangan kerja yang besar skeali. Jadi sektor jasa tidak bisa dianggap remeh," kata dia dalam Seminar Potensi Sektor Jasa, Defisit Neraca Berjalan dan Masa Depan di Pakarti Centre, Jakarta, Rabu (16/1).

Ia menjelaskan, investasi dibutuhkan untuk meningkatkan supply alias pasokan yang masih kurang di beberapa subsektor jasa. Subsektor yang dimaksud misalnya kesehatan dan pendidikan. "Kenapa orang-orang berobat ke Penang atau Singapura? Karena supply dalam negeri kurang," ujarnya.

(Baca: Pengamat dan Pemerintah Sebut Pengembangan Sektor Jasa Terkendala Data)

Adapun, mengacu pada survey Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2017, sektor jasa Indonesia disebut masih lebih tertutup dibandingkan negara lain. Sebagai contoh, tingkat restriksi sektor legal Indonesia mencapai 0,9 atau lebih tinggi dibandigkan rata-rata negara lainnya sebesar 0,4.

Kemudian, tingkat restriksi sektor distribusi mencapai 0,6, lebih tinggi dibanding rata-rata negara sebesar 0,2.

Dionisius mengatakan negosiasi free trade agreement (FTA) akan mengarah pada keterbukaan investasi pada sektor jasa. Namun, sejumlah negara di ASEAN masih menutup sektor jasanya.

(Baca: Dorong Perbaikan Neraca Pembayaran, Ekonom Kritik Resep Bank Dunia)

Berbeda dengan negara lainnya, Malaysia telah membuka investasi pendidikan dan kesehatan kepada para investor. "Dari sisi perdagangan, mereka menutup. Tapi dari sisi invetsasi terbuka," ujarnya.

Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...