Pengamat dan Pemerintah Sebut Pengembangan Sektor Jasa Terkendala Data

Rizky Alika
16 Januari 2019, 18:31
Pelabuhan Ekspor
Agung Samosir|KATADATA

Di tengah kondisi defisit neraca perdagangan barang, banyak pihak menilai pengembangan perdagangan jasa bisa jadi penolong. Namun, Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang juga mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menilai pengembangan sektor jasa masih sulit dilakukan lantaran belum adanya data penunjang.

"Sektor jasa itu penting dan harus menjadi prioritas. Untuk menunjang, kita perlu data yang baik dan tepat," kata dia dalam Seminar Potensi Sektor Jasa, Defisit Neraca Berjalan dan Masa Depan di Pakarti Centre, Jakarta, Rabu (16/1).

Senada, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo juga menyinggung soal data. Menurut dia, data yang digunakan dalam perundingan internasional berbeda dengan klasifikasi data jasa yang dipakai Bank Indonesia (BI).

(Baca: Neraca Dagang Jebol, Lingkungan Dekat Jokowi Ditengarai Berperan)

"Jadi data jasa di BI itu klasifikasinya sulit sekali dipakai kalau kami melakukan perundingan dengan negara lain," ujarnya. Maka itu, ia berharap adanya data terbaru yang menggunakan klasifikasi internasional.

Dengan demikian, pemerintah dapat memahami situasi sektor jasa dalam negeri serta dapat membuat kebijakan secara tepat. Selain itu, pemerintah juga memiliki acuan dalam perundingan tingkat internasional. Sejauh ini, menurut dia, penyusunan data tersebut masih dalam tahap diskusi.

Adapun Mari menjelaskan, pengembangan sektor jasa bisa turut mendorong investasi ke dalam negeri. Sebab, investor akan memilih negara dengan layanan jasa yang memadai, seperti ketersediaan layanan kesehatan dan pendidikan.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...