Gubernur BI Lihat Tak Ada Risiko Inflasi Melonjak Tahun Ini
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini inflasi akan tetap terkendali tahun ini. Bahkan, ia memperkirakan inflasi bisa berada di bawah 3,5%. Ini artinya, di bawah titik tengah target inflasi yaitu 2,5-4,5%.
"Kami tidak melihat adanya tanda-tanda risiko inflasi ke depan," kata dia ketika ditemui di Kompleks BI di Jakarta, Jumat (18/1). Hal ini dengan mempertimbangkan berbagai aspek dari mulai ketersediaan dan distribusi pangan hingga nilai tukar rupiah dan harga komoditas.
Menurut dia, ketersediaan maupun distribusi pangan akan jauh lebih cukup lantaran koordinasi antara pemerintah, BI, dan berbagai pihak lainnya, termasuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
(Baca: Stabilisasi Harga Beras, Bulog Diminta Operasi Pasar hingga 1 Juta Ton)
Sementara itu, fluktuasi nilai tukar rupiah tidak akan berdampak pada kenaikan harga. Sebab, pergerakan rupiah masih terjaga. Ditambah lagi, harga komoditas global sedang mengalami penurunan. "Sehingga itu tidak menimbulkan suatu pengaruh inflasi dari harga barang-barang impor," ujarnya.
Selain itu, ekspektasi masyarakat atas inflasi juga masih terkendali, tercermin dari survei ekspektasi konsumen, survei ekspektasi produsen, dan konsensus proyeksi ekonom.
Pada 2018 lalu, inflasi juga tercatat rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi sebesar 3,13%. Adapun bila mengacu pada survei BI per pekan ketiga Januari 2019, inflasi tercatat sebesar 0,5% secara bulanan (month on month) atau 3% secara tahunan (year-on-year).
(Baca: Inflasi Terjaga, Penduduk Miskin September 2018 Turun 280 Ribu Orang)
Menurut Perry, inflasi pada Januari ini didorong oleh kenaikan harga bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan sayur, sedangkan harga sebagian besar komoditas lainnya masih rendah dan terkendali.