Facebook Hapus 753,7 Juta Akun Palsu pada Awal 2019
Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Facebook sudah menghapus 753,7 juta akun palsu secara global pada Kuartal I-2019. Hal ini merupakan langkah Facebook untuk mengurangi penyebaran informasi palsu (hoaks) dan ujaran kebencian.
Facebook election Integrity Efforts Katie Harbath menyampaikan, 98% akun palsu yang dihapus itu dideteksi oleh tim internal Facebook atau sebelum ada pelaporan dari pengguna. "Kami ingin Facebook memberi dorongan positif bagi demokrasi di dunia," kata dia saat diskusi bertajuk 'Pemuda Memilih' di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (21/1).
Hanya, ia enggan menyebutkan akun palsu di Indonesia yang dihapus Facebook. Secara keseluruhan, saat ini Facebook memiliki 115 juta pengguna aktif per bulan di Indonesia dan 2,2 miliar di dunia.
(Baca: Kominfo Siapkan Rp 75 Miliar untuk Dukung Pemilu 2019)
Menurut dia, akun palsu bisa menjadi sumber utama konten yang salah makna dan berbahaya. "Kami memblokir jutaan akun palsu setiap hari," ujar dia. Caranya, Facebook memperbaharui sistem yang memungkinkan mereka merespons adanya akun palsu dengan lebih cepat.
Facebook menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mendeteksi akun palsu. Misalnya, baru mendaftar di Facebook lalu menyampaikan permintaan pertemanan kepada ribuan akun lainnya. "Bisa juga posting di banyak grup selama sehari," kata dia.
Bahkan, Facebook bisa mengidentifikasi akun yang mendaftar sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) padahal bukan. Biasanya, cara seperti ini dipakai untuk mengetahui pembahasan yang sedang populer di suatu negara. "Kami identifikasi juga perilaku palsu di Facebook yang terkoordinasi," ujarnya.
(Baca: Twitter Bekukan 70 Juta Akun Bot Penyebar Hoax)
Hal-hal seperti inilah yang dilakukan Facebook untuk mengidentifikasi akun palsu. Selain itu, Facebook menambah Sumber Daya Manusia (SDM) yang khusus menangani ini dari 10 ribu menjadi 30 ribu.
Sebelumnya, Twitter lebih dulu menghapus sekitar 70 juta akun penyebar konten negatif. Alhasil, Twitter mencatatkan pendapatan sebesar US$ 758,1 juta atau Rp 11,53 triliun per Kuartal III-2018. Pencapaian itu melebihi ekspektasi pasar yang memperkirakan pendapatan Twitter hanya US$ 700 juta.
Penghapusan akun palsu itu memang berdampak pada penurunan jumlah pengguna aktif Twitter dari 335 juta di Kuartal II menjadi 326 juta per bulan pada Kuartal III-2018. Namun pendapatan dari iklan meningkat sekitar 29% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 650 juta. Alhasil, pendapatan Twitter melebihi perkiraan Wall Street sebesar US$ 703 juta.