Persaingan Go-Pay dan OVO Meluas ke Sekolah hingga Kepolisian
Untuk memperluas layanannya, OVO dan Go-Pay kini tak hanya menyasar gerai-gerai retail atau pengusaha kuliner. Perebutan mitra kini melebar ke instansi pemerintah, hingga sekolah-sekolah.
Go-Pay misalnya, hari ini memulai kerja sama 50 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta Utara. Sementara, PT Visionet Internasional berkolaborasi dengan Kepolisian Resor (Polres) Mojokerto. Sebelumnya, pembayaran pajak kendaraan bermotor dan transportasi publik di beberapa wilayah juga menggandeng layanan pembayaran digital.
Go-Pay bersama induknya, Gojek memperkenalkan ekosistemnya ke 50 SMK, serta Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I dan II Jakarta Utara. Dengan begitu, layanan pembayaran Go-Pay bisa dipakai di lingkungan SMK, mulai dari kantin, koperasi, area parkir, sedekah digital di masjid, hingga pembayaran biaya sekolah.
Head of Ecosystem Expansion Go-Pay Edwin Ariono mengatakan, perusahaannya menyasar seluruh masyarakat termasuk pelajar. "Pembayaran non tunai terutama terkait aktivitas sehari-hari merupakan langkah pertama untuk meningkatkan kepercayaan mereka terhadap layanan jasa keuangan," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (23/1).
(Baca: Saingi Go-Pay, OVO Bakal Rilis Layanan Fitur Cicilan di Tokopedia)
Pada kesempatan itu, Gojek memberikan pembinaan terkait usaha secara digital seperti Go-Food dan Go-Life. Gojek juga memberi pelatihan terkait Go-Glam, Go-Mqssage, Go-Fix, dan Go-Auto.
Gojek juga mengajak lulusan SMK di Jakarta Utara yang telah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk bergabung menjadi talent Go-Life. “Kami percaya terhadap kemampuan lulusan SMK. Dengan adanya pembinaan ini, kami berharap masyarakat yang lebih luas dapat semakin yakin dengan keterampilan dan kualitas yang dimiliki oleh lulusan SMK," ujarnya.
Wali Kota Jakarta Utara Syamsuddin Lologau pun menyambut kerja sama ini. "Kehadiran Gojek dan Go-Pay merupakan bagian dari keterlibatan semua unsur yang sangat dibutuhkan agar bersama-sama memajukan dunia pendidikan,” kata dia.
Pada November 2018 lalu, OVO lebih dulu menyasar lembaga pendidikan yakni Universitas Katolik (UNIKA) Widya Mandala di Surabaya. Layanan OVO bisa dipakai untuk membeli buku atau modul kuliah, bertransaksi di kantin, koperasi, ataupun bazaar mahasiswa, hingga pembayaran wisuda.
(Baca: Dua Riset Sebut Go-Pay Dominasi Pasar Pembayaran Digital di Indonesia)
Kini, OVO menggandeng Polres Mojokerto untuk pembayaran Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). "Ada semakin banyak tempat yang menerima OVO dan mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari gerakan non-tunai," Direktur OVO Johnny Widodo.
Sebelumnya, OVO juga bekerja sama dengan Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya untuk layanan serupa. Dengan demikian, OVO telah diterima di 303 kota di Indonesia dan tersedia di 115 juta perangkat.
Tak jauh berbeda, Go-Pay juga menggandeng Satlantas Polres Gresik, Polrestabes Surabaya, dan Satlantas Polres Metro Bekasi untuk layanan yang sama, yakni SIM dan SKCK.
Selain itu, layanan Go-Pay bisa dipakai untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Go-Pay juga bersaing dengan e-commerce seperti Bukalapak dan Tokopedia yang bisa dipakai untuk membayar Pajak Kendaraan di Jawa Barat (Jabar).