Rencana BTN Akuisisi PNM-IM Masih Membicarakan Potensi Sinergi Bisnis
Rencana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) untuk memiliki perusahaan manajemen investasi (MI) sejak tahun tahun lalu belum kunjung terealisasi. Hingga saat ini proses akuisisi PNM-IM tersebut belum juga menemui titik terang. Padahal, sebelumnya BTN menargetkan, proses akuisisi perusahaan MI dapat dituntaskan November tahun lalu.
Saat ini BTN tengah menjajaki akuisisi anak usaha PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM yaitu PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM-IM). Direktur BTN Nixon Napitupulu membenarkan adanya pembicaraan akuisisi antara BTN dan PNM sebagai pemegang saham PNM-IM.
Namun, aksi korporasi ini tak kunjung terealisasi karena adanya beberapa kendala. "Inginnya (akusisi) tahun kemarin. Kita sudah bersedia masuk menjadi minoritas dulu. Justru masalahnya di komersial saja sih," katanya di Jakarta, Rabu (23/1), tanpa merinci kendala apa saja yang dihadapi sehingga menghambat proses akuisisi.
Sementara itu, pada kesempatan yang lain, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan pembicaraan antara pihaknya dengan BTN lebih menekankan masalah sinergi kedua perusahaan ini di dalam PNM-IM ke depannya. Pembahasan ini dalam rangka mendukung proses bisnis dan tugas masing-masing perusahaan.
(Baca: BTN Targetkan Akuisisi Manajemen Investasi Tuntas November 2018)
"(Pembahasan) termasuk kemungkinan melalui kepemilikan bersama di anak-anak perusahaan. Jadi, bukan akusisi judulnya, tapi kepemilikan bersama (PNM-IM)," kata Arief kepada Katadata.co.id, Selasa (22/1).
Arief menegaskan bahwa terhambatnya proses akuisisi PNM-IM oleh BTN bukan karena belum adanya kesepakatan terkait harga. Namun, kedua belah pihak saat ini tengah meramu sinergi bisnis yang bisa memperbesar PNM-IM di masa mendatang. Pasalnya, kebutuhan BTN untuk memiliki MI bertujuan untuk menjadi pengelola dana Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera). Sementara, PNM fokus pada pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Ke depan, biar efektif sinerginya. Sehingga bisa melakukan perluasan dari sisi BTN yang memang tugas utamanya untuk pengadaan perumahan rakyat, dan dari sisi kami yang tugasnya untuk mengembangkan UMKM, itu sama-sama bisa terakomodasi," kata Arief.
Arief menilai, sinergi antara PNM dengan BTN pada PNM-IM ini memiliki peluang yang bagus. Hal itu mengingat banyak aktifitas PNM yang tidak bisa dilakukan karena mereka bukan bank. Tapi, PNM juga memiliki banyak fleksibilitas yang tidak bisa dilakukan oleh BTN sebagai bank. Hal itu lah yang perlu dimanfaatkan, termasuk di anak usaha yang akan disinergikan.
Sehingga kedua perusahaan plat merah tersebut harus memetakan kebutuhan dan keunggulan yang dimilikinya agar PNM-IM dapat berkembang usai adanya sinergi. Alasan itu lah yang membuat PNM membuka diri bersinergi dengan BTN karena ada peluang untuk menjadikan PNM-IM menjadi opsi investasi bagi pelaku UMKM.
(Baca: Realisasi Program Satu Juta Rumah Lampaui Target)
Seperti diketahui, bank yang ingin mengelola dana BP Tapera harus merupakan bank kustodian. Entitas bank diberikan dua opsi pilihan untuk mengelola dana tersebut, yakni sebagai bank kustodian atau memiliki manajemen investasi. Dari hasil kajian bisnis, BTN memutuskan untuk mengambil opsi kedua.
Direktur Pendayagunaan Sumber Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Adang Sutara mengatakan, BP Tapera akan mewakili Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai invetor di pasar modal. "Masing-masing peserta akan punya rekening (efek) individu, sebagai pemegang unit kepesertaan," katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (22/1).
Kendati demikian, bank tidak harus menjadi pemegang saham mayoritas pada perusahaan MI. Sehingga, BTN bisa saja masuk ke PNM-IM sebagai pemegang saham minoritas.
Skema tersebut yang akhirnya mendorong bank plat merah lain melakukan aksi korporasi anorganik dengan mengakuisisi perusahaan MI. Pada September tahun lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) resmi mengakuisisi 35% saham PT Danareksa Investment Management (DIM). Aksi tersebut juga dibarengi dengan akuisisi 67% saham PT Danareksa Sekuritas.
(Baca: Eksklusif: BRI Resmi Akuisisi 65% Saham PT Danareksa Sekuritas)