Disuntik Modal Rp 12,9 Triliun, Go-Jek Segera Sandang Status Decacorn
Penyedia layanan on-demand Go-Jek menutup paruh pertama penggalangan dana US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,1 triliun yang dibuka sejak tahun lalu. Dengan tambahan modal sebesar US$ 920 juta atau setara Rp 12,9 triliun yang sudah masuk kantong, Go-Jek kini makin mendekati status decacorn.
Tambahan modal itu diperoleh dari investor lama Go-Jek, yakni Google, Tencent, dan JD.com. Berdasarkan informasi yang diterima TechCrunch, pendanaan tersebut bakal diumumkan pekan ini.
Pendanaan ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi Go-Jek ke empat negara yakni Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina. "Pendanaan ini membuat valuasi Go-Jek mencapai US$ 9,5 miliar atau sekitar Rp 133,7 triliun," demikian kata seorang sumber dikutip dari TechCrunch, akhir pekan lalu (24/1).
(Baca juga: Gojek Dikabarkan Siap Suntik Modal JD.ID)
Hanya, Go-Jek enggan berkomentar perihal perolehan tambahan modal tersebut. Namun, bila hal ini benar, maka Go-Jek semakin dekat menjadi decacorn atau startup bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar.
Saat ini, Grab adalah satu-satunya decacorn di Asia Tenggara. Grab juga tengah membuka putaran pendanaan seri H dengan target sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 72,5 triliun.
Putaran pendanaan seri H ini berlangsung sejak Juni 2018. Sejauh ini, investor seperti Toyota, Microsoft, Booking Holdings dan Yamaha Motors turut dalam pendanaan ini. Nilai investasi dari keempatnya dikabarkan mendekati US$ 3 miliar.
Pada pertengahan Desember lalu, Grab sempat mengatakan, sudah mengantongi investasi sebesar US$ 2,7 miliar. Lalu, ada tambahan US$ 150 juta dari Yamaha.
(Baca juga: Grab Naikkan Target Investasi jadi US$ 5 Miliar)