Simpanan Asing Hengkang, Bank Mandiri akan Terbitkan Surat Utang Valas
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berencana menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) global pada Triwulan I-2019 sebesar US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar atau Rp 7,05 triliun hingga Rp 14,1 triliun (kurs Rp 14.100). Penerbitan MTN global tersebut dimaksudkan untuk mengganti dana jangka pendek valuta asing yang keluar.
"Banyak dana keluar karena memang kemarin outflow di equity dan bond kan," kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (28/1).
Ada pun, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri dalam bentuk tabungan valas pada tahun lalu turun 1,7% dibandingkan tahun 2017. Tabungan valas pada 2017 setara Rp 27,7 triliun turun menjadi Rp 27,2 triliun pada 2018. Penurunan tajam terjadi pada DPK giro valas 2018 yang turun hingga 22,9% dibanding tahun 2017, dari setara Rp 61,9 triliun menjadi Rp 47,8 triliun.
Hal itu yang menjadi salah satu penyebab rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) mereka tahun 2018 sebesar 97,08%. Namun, dengan MTN global, Tiko memperkirakan LDR mereka untuk jangkah menengah akan menjadi 91% hingga 93%.
(Baca: Bank Mandiri Tekan NPL ke 2,75% Berkat Pergeseran Fokus Bisnis di 2018)
"Kemarin agak spike (naik) di akhir tahun itu, karena di giro valasnya itu (menurun). Makanya, untuk me-replace dana jangka pendek valas yang keluar ini, kita memang rencana akan melakukan penerbitan MTN global," kata Tiko.
Adapun, MTN global tersebut akan diajukan secara berkelanjutan di mana Tiko memperkirakan nilainya sebesar US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar atau Rp 14,1 triliun hingga Rp 28,2 triliun. Ada pun, Bank Mandiri memang merencanakan menerbitkan beberapa macam instrumen pendanaan non-konvensional pada 2019 ini dengan nilai maksimal pendanaan Rp 40 triliun, termasuk MTN global tersebut.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan beberapa waktu yang lalu, perseroan akan menerbitkan instrumen tersebut dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) senilai US$ 2 miliar. Sedangkan, untuk pendanaan berdenominasi rupiah, Bank Mandiri akan menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN) atau pinjaman bilateral senilai Rp 10 triliun.
"Ada ruang untuk melakukan pendanaan non-konvensional. Dana ini bisa melalui penerbitan umum berkelanjutan (PUB), obligasi, negotiable certificate deposit (NCD), MTN, dan pinjaman bilateral," kata Panji di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1).
(Baca: Rencana Bisnis 2019, Mandiri Ingin Akuisisi Bank Kelas Menengah )