Pelaku Pasar Tak Khawatir Tahun Politik Berdampak Negatif
Para pelaku di industri keuangan menilai tahun politik tidak akan berdampak negatif terhadap pasar keuangan Indonesia. Secara historis, pasar tidak pernah merespons kondisi politik RI terlalu lama.
Head of Danareksa Research Institute dan Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC) Damhuri Nasution mencontohkan, pada 2004 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun sebelum naik kembali usai pemilihan presiden. Hal yang sama juga terjadi pada kontestasi politik 2009. "Bukan itu yang diperhitungkan (pasar) walau sedikit waswas," kata Damhuri dalam Indonesia Economic Day 2019 yang diselenggarakan DBS dan Katadata di Jakarta, Kamis (31/1).
Damhuri mengatakan, perang dagang Tiongkok-Amerika Serikat (AS) masih menjadi ancaman bagi kondisi ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Dia menyoroti potensi buntunya pembicaraan kedua negara untuk mengatasi perang ini. Jika hal ini berlanjut, volume perdagangan dan ekspor dunia dapat turun. "Setiap isu itu muncul, IHSG goyah," kata Damhuri.
Bukan saja perang dagang, Vice President Head of Market Intelligence & Investment Specialist Team Bank DBS Indonesia Markus Erik Argasetya juga menyoroti risiko perlambatan ekonomi Tiongkok yang dapat berdampak global. Apalagi Negeri Panda tersebut mulai bergeser status dari negara berkembang menjadi negara maju yang relatif stabil. "Kalau dilihat 10-20 tahun lalu mereka masih masuk emerging market (sehingga pertumbuhan ekonomi signifikan)," katanya.
(Baca: Efek Bunga Acuan The Fed dan Aura Damai AS-Tiongkok, IHSG Naik 1,06%)