Ekonom Soroti Investor Masuk RI untuk Cari Pasar, Bebani Neraca Dagang

Rizky Alika
8 Februari 2019, 10:37
Pelabuhan ekspor
Katadata

Ekonom mencermati kecenderungan investor asing yang masuk ke Indonesia untuk mencari pasar (market seeking) atas produknya. Ini menjadi persoalan ketika produk yang dijual impor atau memiliki kandungan impor yang tinggi. Alhasil, investasi asing turut membebani neraca perdagangan.

Peneliti Institute for Development of Economics adn Finance (Indef) Ariyo D.P. Irhamna menilai kecenderungan investor melakukan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) di dalam negeri untuk mencari pasar didorong oleh promosi yang menyebut soal besarnya penduduk Indonesia.

"Jadi motivasi investasi masuk ke Indonesia itu cari market, bukan capabilities seeking," kata dia dalam diskusi Indef di Jakarta, Kamis (7/2). Ia pun menyinggung soal toko-toko dengan merek dagang internasional yang masuk ke Indonesia, di antaranya toko furniture asal Eropa yang bahan baku produknya banyak impor.

(Baca: Sistem Online Perizinan Usaha Dituding Hambat Investasi Asing 2018)

Meski begitu, ia mengatakan FDI yang semakin menyebar, tidak terlalu berpusat di Pulau Jawa, telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Dalam catatannya, pada 2010, persebaran FDI masih berpusat di Pulau Jawa dengan porsi 70%. Namun, pada 2018, porsi FDI di Jawa menjadi 58%. "Peningkatan (FDI) di Sumatera jadi 16%, padahal 2010 hanya 4,6%," ujarnya.

Namun, pertumbuhan investasi memang belum sesuai ekspektasi. Ini jadi salah satu penyebab pertumbuhaan ekonomi belum naik signifikan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melansir penanaman modal asing (PMA) hanya sebesar US$ 25,71 miliar atau Rp 392,7 triliun tahun lalu (asumsi kurs sesuai APBN Rp 13.400/US$), turun 8,8% dari tahun sebelumnya. Angka tersebut hanya 82,3% dari target sebesar Rp 477,4 triliun.

(Baca: BKPM: Perlu Ada Insentif Baru Untuk Dongkrak Investasi Tahun Ini)

Adapun dari jumlah tersebut, Singapura masih negara asal PMA terbesar bagi Indonesia yaitu sebesar US$ 9,2 miliar atau 31,4% dari total PMA. Selanjutnya, Jepang US$ 4,95 miliar, Tiongkok US$ 2,38 miliar, Hong Kong US$ 2 miliar, Malaysia US$ 1,8 miliar, dan lainnya US$ 9 miliar. Adapun investasi dari 10 negara asal terbesar mencapai US$ 25,71 miliar atau sebesar 87,74% dari total PMA.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...