Kalah dari Vietnam, Penetrasi Fintech Indonesia Diproyeksi Baru 15%

Desy Setyowati
11 Februari 2019, 18:23
Telaah - Fintech
rawpixel/123rf

Penetrasi layanan keuangan digital selain baik seperti financial technology (fintech) di Indonesia diprediksi tumbuh dari 5% pada 2017 menjadi 15% tahun ini. Meski terbilang cepat, namun menurut McKinsey,  penetrasi fintech di Indonesia masih lebih rendah dibanding negara tetangga.

Di Singapura misalnya, 48% dari jumlah penduduknya telah menggunakan fintech. Lalu, Filipina 23%; Australia 17%; Vietnam 16%; Malaysia 15%; Thailand 10%; dan, Myanmar 6%.

Selain itu, Indonesia dinilai tidak akan semasif Tiongkok dalam mengadopsi layanan fintech. Pada 2017, penetrasi layanan keuangan non bank di Negeri Tirai Bambu itu mencapai 67%. Lalu, penetrasinya meningkat menjadi hampir 100% tahun ini.

Perwakilan McKinsey & Company Indonesia Guillaume de Gantes menyatakan, penetrasi layanan keuangan non bank di Tiongkok yang masif didukung oleh fintech pembayaran seperti Alipay dan WeChat. "Di Tiongkok, retailnya sangat masif mengadopsi fintech. Bank pun beralih ke digital di sana," kata Guillaume , Jakarta, Senin (11/2).

(Baca: Bunga Pinjaman Fintech Berpeluang Turun Tahun Ini)

Sementara di Indonesia, menurutnya akan mengadopsi skema penetrasi layanan keuangan non bank di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. "Jadi masyarakat akan tetap menggunakan bank dan layanan keuangan non bank. Uang tunai juga masih akan digunakan. Meskipun secara signifikan akan beralih ke non tunai seperti di India," kata dia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...