Jokowi atau Prabowo Ditantang Bangun PLTN jika Terpilih di Pilpres
Presiden terpilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 diharapkan mampu mendorong pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Pasalnya, PLTN dinilai penting untuk menggantikan pembangkit listrik yang menggunakan energi fosil dan lebih ramah lingkungan dibanding biofuel.
"Kami tantang calon nomor urut 01 (Joko Widodo) dan 02 (Prabowo Subianto) untuk pembangunan PLTN ke depan," kata Anggota Komisi VII DPR Kurtubi, di Jakarta, Rabu (13/2).
Kurtubi menyayangkan hingga saat ini belum ada rencana pembangunan PLTN di Indonesia. Padahal, pemanfaatan energi nuklir sudah banyak dilakukan negara-negara lain di dunia.
Ia mencontohkan, Tiongkok sudah membangun PLTN. Begitu pula Turki dan Arab Saudi. Bahkan, sudah ada 14 PLTN di Arab Saudi. "Kok kita belum ada rencana bangun PLTN? Kami ingin anak cucu kami menikmati udara bersih," kata Kurtubi.
PLTN dinilai lebih ramah lingkungan ketimbang menggunakan biofuel. Sebab, pemanfaatan biofuel membutuhkan perkebunan sawit yang luas yang dikhawatirkan semakin mengancam keberadaan hutan Indonesia. "Biofuel butuh lahan yang luas," kata Kurtubi.
(Baca: 5 Universitas Soroti Insentif Hingga Nuklir di RUU Energi Terbarukan)
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah mengkaji pembangunan PLTN ini bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), ITB, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan Kementerian Perindustrian. Namun, pembangunan PLTN juga masih mengundang pro dan kontra.