Targetkan Penjualan Batu Bara 94 Juta Ton, BUMI Perluas Pasar Asia

Image title
13 Februari 2019, 11:14
No image
Aktivitas di tambang Batu bara legal di Desa Jahab, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (17/1).

PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menargetkan penjualan batu bara sebanyak 96 juta ton pada 2019. Batu bara yang akan dijual tersebut berasal dari produksi batu bara tahun ini yang ditargetkan sebesar 94 juta ton, dan 2 juta ton batu bara simpanan tahun 2018, dari kedua entitas anak Bumi Resources yaitu PT Kapuas Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.

Presiden Direktur Bumi Resources Saptari Hoedjaja mengatakan, simpanan batu bara milik mereka di kedua entitas anaknya tersebut tahun lalu mencapai 6,3 juta ton. Namun, Saptari mengungkapkan bahwa Bumi ingin menjaga simpanan sekitar 4 juta ton sedangkan sisanya akan dijual.

Dengan target-target produksi dan penjualan tahun ini, Bumi diperkirakan akan mengantongi pendapatan sebesar US$ 5,8 miliar, naik dari pendapatan mereka tahun lalu sebesar US$ 5,3 miliar. "Itu pendapatan dari batu bara saja," kata Saptari ketika ditemui di Jakarta, Selasa (12/2).

Dengan perkiraan produksi batu bara tahun ini yang ditargetkan 94 juta ton, Bumi Resources semakin dekat dengan target produksi batu bara 100 juta ton pada tahun 2020. Mereka semakin optimistis dapat mencapai target tersebut. "BUMI hampir ke sana (target produksi tahun 2020). Gradually akan ke sana," kata Saptari.

(Baca: Diversifikasi Usaha, BUMI akan Bangun Industri Kimia Senilai Rp 33,6 T)

Target produksi batu bara tersebut berasal dari rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) KPC dan Arutmin. KPC akan memproduksi 62 juta ton, sedangkan Arutmin akan memproduksi 32 juta ton, dengan komposisi produksi 40% batu bara berkalori di bawah 5.000 dan 60% batu bara berkalori di atas 5.000. Sebagai catatan, realisasi produksi batu bara kedua entitas anak tersebut tahun lalu mencapai 81 juta ton.

Saptari mengatakan, target penjualan batu bara tahun ini yang mencapai 96 juta ton telah memperhitungkan kondisi pasar, terutama kompetisi dengan Australia dan Rusia yang juga merupakan negara produsen batu bara terbesar di dunia. Menurutnya, Indonesia dan Australia akan menjadi kunci penting di industri batu bara hingga tahun 2022.

Suplai batu bara Indonesia pada tahun ini diperkirakan mencapai 431,8 juta ton, sementara Australia menduduki peringkat kedua dengan jumlah produksi batu baranya sebanyak 206,6 juta ton. Sementara, Rusia diperkirakan memproduksi batu bara tahun ini sebanyak 142 juta ton. "Rusia juga terlihat akan meningkatkan juga produksinya," kata Saptari.

Dengan melihat peta persaingan suplai batu bara ini, Saptari tetap optimis dapat lebih kompetitif menjual batu bara kepada negara-negara Asia. Negara dengan kebutuhan batu bara terbanyak tahun ini yaitu Tiongkok yang membutuhkan 199,5 juta ton batu bara. Setelah itu ada India sebanyak 170,8 juta ton, Jepang sebanyak 126 juta ton, lalu ada Korea Selatan sebanyak 109 juta ton.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...