Strategi Sri Mulyani Melahirkan Perusahaan Unicorn Lebih Banyak
Sejak semalam, perusahaan rintisan atau startup yang menjelma unicorn menjadi buah bibir usai debat calon presiden (capres) Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut meramaikannya. Kementeriannya sedang menyiapkan strategi untuk meningkatkan unicorn.
Pemerintah akan mengembangkan unicorn sesuai visi Presiden Joko Widodo dengan mendukung dari hulu sampai hilir. “Kalau mengharapkan unicorn menjadi lebih banyak, kami bisa melahirkan seperti Gojek Tokopedia, Traveloka, Bukalapak,” kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (18/2).
Menurut dia, perusahaan-perusahaan tersebut didirikan oleh warga Indoensia yang memiliki pendidikan tinggi. Karenanya, peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu menjadi prioritas. (Baca juga: Dikabarkan Jadi Unicorn, OVO Fokus Tingkatkan Transaksi)
Unicorn merupakan sebutan bagi perusahaan rintisan atau startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,1 triliun. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Aileen Lee, pendiri perusahaan modal ventura Cowboy Ventures.
Sri Mulyani berjanji membenahi sumber daya manusia (SDM) agar banyak yang menjadi pionir di bidang inovatif, misalnya, investasi di bidang SDM. Untuk mendukung hal tersebut, ia sudah berdiskusi dengan perguruan tinggi negeri, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Univesitas Gadjah Mada (UGM).
Selain itu, kerja sama dengan institusi yang melakukan riset inovasi juga dilakukan. Caranya, melalui program Lembaga Pengelola dan Dana Pendidikan (LPDP); Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan universitas.
(Baca: Disinggung dalam Debat Capres, Unicorn Indonesia Hampir Jadi Decacorn)