Sistem Kelistrikan Tetap Kompetitif meski Bauran Energi Baru EBT 43%

Image title
21 Februari 2019, 16:39
Pembangkit Listrik Muara Tawar, Bekasi
Arief Kamaludin|KATADATA

Penetrasi bauran energi terbarukan untuk pembangkit listrik dalam sistem jaringan di Jawa-Bali dan Sumatera bisa mencapai 43% dalam periode 2018-2027. Hal ini berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Institute for Essential Service Reform (IESR) bekerja sama dengan Monash Energy Materials and System Institue (MEMSI), dan Agora Energiewende. 

Bauran energi tersebut lebih tinggi dari pada yang ditargetkan dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027 yakni sebesar 23%. Penetrasi energi terbarukan yang tinggi juga dinilai tidak akan mengurangi keandalan pasokan listrik nasional.

Advertisement

Kajian ini dilakukan selama 10 bulan melalui skenario alternatif yang berbasis RUPTL PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) periode 2018-2027, dengan menggunakan perangkat lunak Plexos. Penggunaan perangkat lunak (software) ini dikhususkan untuk membuat perencanaan sistem jaringan.

(Baca: Geser Pejabat ESDM, Jonan Berharap Energi Terbarukan Berkembang)

Selain itu, kajian ini juga mempertimbangkan kebutuhan mayoritas penduduk Indonesia di Jawa-Bali dan Sumatera, dengan akumulsasi konsumsi listriknya mencapai 90% dari total konsumsi listrik di Indonesia. Data tersebut didapatkan dari RUPTL, publikasi nasional dan internasional.

Adapun, skema pemodelannya memperhitungkan pertumbuhan konsumsi listrik, nilai investasi, penambahan energi terbarukan, dan modal. "Kami menggabungkan investasi selama 10 tahun dan mengumpulkannya sebagai data," kata Deputy Director of MEMSI Ariel Liebman, di Jakarta, Kamis (21/2).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement